Akademisi yang tergabung di dalam Institut Teknologi Del (ITD) menyatakan komitmennya untuk mencetak sumber daya manusia unggulan dibidang penguasaan kecerdasan buatan (artificial intelligence/ AI) berbasis internet.

Terkait hal itu IT Del menggelar simposium nasional yang diselenggarakan secara daring melibatkan 1.000 peserta terdiri dari berbagai kalangan, yaitu: pemerintah pusat, pemerintah daerah, akademisi, praktisi, serta masyarakat umum. 

Simposium bertemakan "AI Campus untuk Industrialisasi Inteligensi" ini merupakan komitmen IT Del dalam mencetak talenta dalam bidang artificial intelligence (AI) yang unggul untuk berkontribusi dalam agenda transformasi digital pemerintah Indonesia. 

Sebagai institusi pendidikan pertama di bawah naungan Yayasan Del, IT Del selalu berupaya untuk menghadirkan akses pendidikan berkualitas bagi masyarakat di daerah terpencil agar setiap anak didik bisa memiliki standar kualitas pendidikan setara dengan di kota besar. Simposium Nasional IT Del juga merupakan bagian dari serangkaian perayaan HUT ke-20 IT Del dan Yayasan Del yang mengusung tema besar "Warisan untuk Bangsa".

Dalam kata sambutannya, Pendiri dan Ketua Pembina Yayasan Del, Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan kebahagiaannya dapat hadir dalam Simposium Nasional tersebut. 

"Penggunaan AI yang tepat guna akan memberikan manfaat yang cukup besar bagi masyarakat dan negara dalam menghadapi berbagai masalah yang muncul. Untuk itu, saya berharap semoga suatu saat muncul pemuda-pemuda hebat di bidang AI yang mampu menjawab berbagai permasalahan yang ada," kata Luhut.

Masuknya Indonesia pada era revolusi industri 4.0 yang berkarakteristik teknologi menggunakan AI mengubah banyak aspek kehidupan. Seiring dengan berkembangnya teknologi, semakin banyak industri yang menggunakan AI dalam proses bisnisnya, baik untuk membuat dan menyediakan produk maupun membuat teknologi baru berbasis AI. 

Pertumbuhan ini berdampak langsung pada kebutuhan talenta AI yang unggul untuk mendukung industri tersebut. Namun demikian, saat ini Indonesia belum mampu mengimbangi tingginya kebutuhan akan talenta AI. 

Data Bank Dunia menunjukkan bahwa Indonesia sedang mengalami kesenjangan talenta digital, di mana kita membutuhkan 9 juta talenta digital dalam 15 tahun atau rata-rata 600.000 talenta digital setiap tahunnya. Oleh karena itu, diperlukan sinergi dari seluruh pihak untuk mengatasi persoalan yang ada.

Turut hadir memberikan kata sambutan, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim yang menyampaikan bahwa dimulainya inisiatif kampus kecerdasan artifisial oleh IT Del merupakan salah satu cara yang strategis untuk mempersiapkan para mahasiswa menghadapi tantangan masa depan. 

"Saya yakin pemanfaatan AI ini akan membantu perguruan tinggi mengakselerasi peningkatan mutu lembaga dan pembelajaran yang sejalan dengan tujuan merdeka belajar dalam program Kampus Merdeka. Namun demikian, untuk menjawab tantangan masa depan, mahasiswa tidak hanya harus cerdas secara inteligensi, tetapi juga matang secara karakter," kata Nadiem.

Selain didukung oleh pemerintah pusat, Simposium Nasional IT Del juga mendapat sambutan yang baik oleh pemerintah daerah. Bupati Toba, Poltak Sitorus menyampaikan IT Del memberikan kesempatan bagi masyarakat yang jauh dari perkotaan untuk mendapatkan pendidikan berkualitas sehingga mereka dapat bersaing dengan perguruan-perguruan tinggi ternama di Indonesia.

Lebih lanjut, Poltak menambahkan bahwa pemerintah dan masyarakat Kabupaten Toba sangat merasakan manfaat kehadiran Yayasan Del, baik Institut Teknologi Del dan juga SMA Unggul Del, "Sungguh peran yang luar biasa bagi pendidikan, pemerintahan, perekonomian, dan juga kehidupan masyarakat Toba."

Dilansir dari Stanford Computer Science, AI atau kecerdasan artifisial adalah ilmu dan rekayasa pembuatan mesin cerdas, melibatkan mekanisme untuk menjalankan suatu tugas menggunakan komputer. 

Di Indonesia, pemerintah telah menyiapkan langkah-langkah strategis untuk mendukung pemanfaatan AI, di mana salah satunya adalah menyiapkan dan mengembangkan talenta digital yang cakap teknologi AI. 

Selain itu, dalam cakupan industri, penerapan AI juga telah banyak dimanfaatkan pada berbagai sektor.

Dalam paparannya mengenai "AI for Tourism", Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahudin Uno, menyampaikan bahwa dalam strategi pengembangan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (parekraf), pemerintah telah menerapkan teknologi AI dan menggunakan inovasi Big Data, Machine Learning, Internet of Things, serta digitalisasi termasuk robotik. 

"Orkestrasi pemulihan parekraf ini melibatkan model Pentahelix, bukan hanya pemerintah tetapi juga beberapa pihak termasuk akademisi. Maka dari itu, kita mengajak teman-teman Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan IT Del untuk bisa menjadi bagian yang super aktif dalam pembangunan model Pentahelix ini," jelas Sandi.

Pada Simposium ini, pemaparan dibagi menjadi dua sesi. Di antara para pembicara adalah Rektor IT Del Prof. Togar Simatupang, Al Solution Sales Head Huawei Randal Wang, dan Anggota Kehormatan Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia Dr. Saswinadi Sasmojo, memaparkan topik AI dalam perspektif teoritis pada sesi pertama. 

Di samping itu, Direktur Pusat Teknologi Farmasi dan Medika - BRIN Dr. Drs. Agung Eru Wibowo memaparkan pengaplikasian AI dalam bidang Farmasi dan Kesehatan, sedangkan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Dr. H. Sandiaga Salahuddin Uno, B.B.A., M.B.A menyampaikan pandangannya terkait pengaplikasian AI dalam sektor pariwisata.
 

Pewarta: Ganet Dirgantoro

Editor : Ridwan Chaidir


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021