Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang menggelar skrining tes COVID-19 secara acak di sekolah-sekolah yang sudah menerapkan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) tahap satu dan dua, dengan target sasaran siswa dan guru.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang dr Dini Anggraeni di Tangerang Senin mengatakan skrining tes COVID diutamakan pada sekolah yang masih dalam wilayah zona oranye. Tujuannya sebagai deteksi ini terhadap kemungkinan adanya penularan COVID-19 di lingkungan sekolah.

Baca juga: Tangerang dorong para petani tingkatkan produksi padi di tengah pandemi

“Skrining tes COVID-19 dengan swab PCR ini akan Dinkes gelar sepekan ke depan. Targetnya, per sekolah 50 sampai 100 sampel dengan sasaran siswa dan guru. Sedangkan per harinya sekitar 600 sampel yang akan dikirim ke laboratorium. Semoga hasilnya negatif semua,” kata dr Dini dalam keterangannya.

Ia menjelaskan, jika nanti ditemukan ada yang terdeteksi COVID-19, Dinkes akan langsung melakukan tindakan lanjutan dengan tracing kontak erat di lingkungan kelas dan rumah yang bersangkutan. “Dinkes pun sudah menyiapkan RIT Puskesmas Jurumudi Baru, jika dibutuhkan untuk tindakan isolasi mandiri,” katanya.

Dini menegaskan, langkah ini diambil bukan karena adanya kasus COVID-19 pada pelajar atau guru. Karena memang, dipastikan hingga saat ini belum ada laporan sekolah, kecamatan, puskesmas maupun laporan deteksi versi NAR terkait kasus konfirmasi pada umur pelajar.

“Jadi, langkah skrining ini kita lakukan untuk antisipasi bukan tindak lanjut dari sebuah kasus. Pemkot Tangerang berharap hasilnya semua negatif, sehingga seluruh siswa dan guru bisa terus melanjutkan PTM terbatas, begitu juga mereka yang baru masuk PTM Tahap tiga,” kata dr dini.

Sementara itu, Kepala SMPN 5 Kota Tangerang, Sudjiawati sangat menyambut baik program skrining sehingga dapat mengetahui secara dini kondisi siswa dan guru, yang kini sudah dua minggu mengikuti PTM terbatas.

“Secara pengawasan, memang SMPN 5 Kota Tangerang telah menyediakan sarana prasarana pendukung prokes. Membentuk satgas COVID-19, serta guru piket yang bertugas untuk mengawal, mengawasi dan memastikan kesehatan dan kepatuhan siswa dalam penerapan prokes sepanjang beraktivitas di sekolah,” kata dia.

Ia pun berharap, hasil swab guru dan siswanya negatif semua. Sehingga, PTM bisa terus berlangsung, bahkan bisa ditambah hari masuk siswanya.

“Dua minggu ini siswa hanya masuk sekali dalam seminggu. Semoga dengan prokes ketat, dan dipastikan tidak ada yang terpapar, hari masuk anak-anak bisa bertambah. Sehingga mereka lebih semangat,” ujarnya.

Pewarta: Achmad Irfan

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021