Lebak (AntaraBanten) - Ribuan buruh memblokir ruas jalan Cikande-Rangkasbitung karena kondisi jalan itu rusak parah dan kerapkali menimbulkan kecelakaan lalu lintas.

"Kami berharap ruas jalan Cikande-Rangkasbitung segera diperbaiki sehingga arus lalu lintas berjalan lancar," kata Heru, salah seorang buruh saat dihubungi di Rangkasbitung, Rabu.

Ia mengatakan, selama ini perbaikan jalan Cikande-Rangkasbitung dengan pengecoran beton belum seluruhnya sehingga sejumlah ruas jalan masih rusak parah.

Diperkirakan jalan Cikande-Rangkasbitung yang rusak dan berlubang-lubang masih sekitar tiga kilometer.

Akibat kerusakan jalan tersebut pengusaha mengalami kerugian hingga miliaran rupiah.

Angkutan ekspedisi menolak melintasi jalan Cikande, Kopo, dan Jawilan sebab banyak pengemudi truk terperosok ke jalan yang berlubang dengan kedalaman antara 50 sampai 75 sentimeter.

Bahkan sebagian jalan juga terlihat kerikil bebatuan karena aspalnya mengelupas.

Selain itu juga seringkali terjadi kecelakaan lalu lintas yang menimpa pengemudi sepeda motor.

Mereka terjatuh dari atas kendaraanya saat melintasi jalan berlubang yang tertutup air.

"Kami mendesak pemerintah segera memperabaiki jalan rusak parah itu," katanya.

Begitu pula Handoyo, seorang buruh PT Rimba Wood Arsilestari mengaku aksi blokir jalan tersebut menuntut perbaikan jalan Cikande-Rangkasbitung segera diperbaiki.

Ruas jalan tersebut menjadikan kendala bagi pengembangan usaha di daerah itu.

"Kami menerima laporan dari pengusaha mereka mengalami hingga miliaran rupiah akibat kerusakan jalan itu," katanya.

Ia dan rekan-rekan lainya akan memblokir jika belum ada tanggapan dari pemerintah untuk perbaikan jalan itu.

"Kami tetap bertahan jika belum ada kepastian perbaikan jalan Cikande-Rangkasbitung," katanya.

Sementara itu, ratusan polisi berjaga-jaga di lokasi pemblokiran jalan Cikande - Rangkasbitung.

"Selama ini pemblokiran jalan yang dilakukan buruh dan warga relatif kondusif karena mereka hanya meminta tuntutan perbaikan saja," kata Kapolsek Kopo Ajun Komisaris  Suntoro.

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2013