Jakarta (Antara News) - Indosiar menjadi stasiun televisi yang paling beruntung setelah mendapat kerjasama hak produksi dan tayangan "The Voice" program  reality singing contest yang telah sukses di lebih dari 40 negara, diputar. perdana di Indonesia sejak 10 Februari 2013 lalu.

Apa yang membuat acara yang bercikal bakal dari The Voice Holland karya John de Mol dan Mark Burnnet ini unik dibanding audisi sejenis yang sudah lebih dulu menghiasi kotak kaca di ratusan negara?

Kualitas suara dan kencan buta! Itu  dua kata kunci resep sukses The Voice.

Kualitas suara bermakna: ajang ini memang berfokus pada peserta yang harus bisa bernyanyi. Maka mereka yang mendapat predikat khusus sebagai ¿the Coach¿ harus memilih dari ratusan peserta menjadi belasan orang saja (14) di dalam timnya.

Nah selanjutnya kata "kencan buta" menjadi amat penting di sini! Itu pula yang menyebabkan kenapa yang dipakai adalah predikat ¿pelatih¿ (the coach) bukan ¿juri¿ atau ¿hakim¿ (judge).

Jadi nanti para Coach dari The Voice Indonesia (Armand Maulana, Glenn Fredly, Sherina, dan Giring Nidji) akan berusaha tidak melihat para peserta.

Mereka harus menyatakan suka (I want, pada versi di berbagai negara) terhadap seorang penyanyi, hanya berdasar suaranya yang mengalun.

The Coach yang duduk membelakangi peserta ini, memposisikan diri mereka pada "kencan buta" terhadap suara-suara yang mengalun ke telinga mereka.

Lalu tersedia bel yang dapat ditekan dan memutar kursi duduk mereka. Barulah mereka melihat siapa pemilik suara emas tersebut. Babak ini memang dinamakan ¿Blind Audition¿

Lebih seru lagi, untuk melengkapi makna ¿kencan¿ tadi, maka ketika ada lebih dari satu Coach menginginkan seorang peserta masuk dalam tim yang akan dilatihnya, justru si peserta yang akan memilih ingin dilatih oleh Coach yang mana!

Jadi, persis seperti saling suka dulu antara pelatih dan yang akan dilatih.

Gestur unik Coach

Seperti di berbagai bidang kehidupan lain, Coach akan melatih, mengarahkan, dan mengembangkan potensi peserta yang masuk dalam timnya. Barulah mereka akan melangkah ke babak kedua yang terkenal sebagai Babak "Battle".

Setiap Coach akan memilih dua orang penyanyi dalam tim untuk diadu kemampuan vokalnya dengan menyanyikan satu lagu yang sama. Masing-masing Coach harus memilih salah satu di antara dua peserta ini untuk maju ke babak berikutnya.

Babak selanjutnya ini lebih tenar lagi seiring dengan kemampuan peserta yang makin tajam setelah diarahkan dan dikembangkan oleh para Coach. Inilah yang disebut Babak ¿Live Show¿. Dan Para Coach jadinya akan memiliki tujuh peserta yang akan bertarung di Babak Live Show.

Seiring makin dalamnya interaksi antara peserta dan Coach, serta makin terpesonanya pemirsa pada masing-masing peserta, maka Babak Live show umumnya mencekam dan mengharukan.

Para peserta harus tampil semaksimalnya, Coach akan memberikan komentar sehebatnya pula, hingga akhirnya hanya akan tersisa satu saja peserta dari masing-masing tim binaan seorang Coach. Itulah yang nanti menjadi Babak "Grand Final".

Pastinya babak ini akan diwarnai dengan tepuk tangan meriah, gemuruh keluarga dan sahabat serta para pendukung, lalu juga ketidakrelaan ketika seorang peserta harus kalah pada level sudah begitu disayang demikian rupa! 

Memang akan ada mobil atau kontrak rekaman (misalnya dengan Universal Indonesia) yang menunggu Juara The Voice Indonesia. Tapi yang amat unik dari acara ini sebetulnya bukan itu semua.

Sejak awal, pemirsa di puluhan negara di dunia sudah amat tertarik pada raut muka dan gerak-gerik para Coach yang sedang ¿kencan buta¿ dengan ratusan peserta.

Bagaimana mereka antusias, menunggu sampai penggal bait tertentu, atau bahkan saling mendahului untuk memilih seorang peserta yang akan menjadi anggota timnya.

Percayalah wajah-wajah unik, antusias, penasaran, senyum jenaka, geli, goyangan dari para Coach bernama besar (Armand Maulana, Glenn Fredly, Sherina, dan Giring Nidji) akan menjadi sesuatu yang amat unik!

Tidak hanya Coach dan para peserta yang akan jatuh cinta pada Babak Blind Audition ini, tapi umumnya juga pemirsa di puluhan negara! Mereka tidak saling bertatapan pada awalnya. Mereka tidak mengumbar kata-kata.

Para Coach ini seperti sedang berteka-teki seperti apa mimik dan koreo peserta yang sedang dibelakanginya. Namun hanya suara yang mengalun itu yang memaksa mereka harus jatuh cinta (begitu juga para pemirsa)!

Dan begitu perasaan cinta itu sudah terasa betul dentamannya, para Coach akan memukul belnya, lalu memutar dan melihat: inilah suara emas yang akan saya latih!

Sekali lagi, saya bukan sedang mempromosikan seluruh tahapan acara unik ini. Sebagai pemerhati komunikasi, saya sedang menghantarkan Anda para pemirsa yang mulia untuk jatuh cinta pada suara-suara indah yang mengalun secara misterius!

Kualitas suaranya yang pertama, lalu gestur para Coach! Kalau Anda tidak bisa jatuh cinta pada Babak Blind Audition ini, mungkin Anda boleh sedikit menyalahkan hati Anda. Atau Anda memang belum pernah mengalami "kencan buta".

(Effendi Gazali, pemerhati dan praktisi Program TV)

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2013