Pemerintah Kabupaten Lebak, Provinsi Banten mengapresiasi kebijakan Presiden Joko Widodo yang berkomitmen untuk membangun sarana pertanian guna mendukung swasembada pangan dan peningkatan ekonomi masyarakat di daerah itu. 

Kepala Bidang Sarana Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Nana Mulyana di Lebak, Kamis, mengatakan kebijakan Presiden Jokowi untuk membangun sektor pertanian cukup dirasakan petani di daerah karena setiap tahun menyalurkan bantuan sarana alat pertanian (Alsintan), sarana produksi (Saprodi), termasuk pembangunan infrastruktur jaringan irigasi maupun jalan usaha tani dan percetakan sawah baru. 

Kebijakan Jokowi tersebut tentu berdampak terhadap peningkatan produksi pangan juga peningkatan ekonomi masyarakat.

Saat ini, kata dia, di tengah pandemi COVID-19 sektor pertanian tidak terdampak karena memproduksi pangan.

Regulasi kebijakan Presiden Jokowi terhadap pertanian dinilai luar biasa, karena setiap tahun produksi pangan di Kabupaten Lebak selalu surplus, bahkan bisa menyumbangkan ketersediaan pangan untuk daerah lain, seperti Jakarta, Bogor, Tangerang, Karawang hingga Lampung. 

"Kami mendorong usaha pertanian pangan menjadikan andalan ekonomi petani, sehingga produksi dan produktivitas pangan ditingkatkan karena permintaan pasar cukup tinggi, " katanya menambahkan. 

Ia mengatakan, petani padi sawah di Kabupaten Lebak setiap musim tanam kini pengelolaan pertaniannya menggunakan mesin traktor untuk mempercepat gerakan tanam juga menekan biaya produksi.

Saat ini , kata dia, petani tradisional sudah terkikis yang menggunakan bajak kerbau dan cangkul.

Diperkirakan petani di sini menerapkan teknologi traktor sekitar 90 persen dari 1.200 kelompok tani. 

Selain itu juga jaringan sarana infrastruktur irigasi relatif baik, sehingga dapat meningkatkan indeks pertanaman (IP).

 Begitu pula percetakan sawah baru diperluas sehubungan beberapa daerah terkena proyek pembangunan nasional, di antaranya Jalan Tol Serang - Panimbang. 

"Kami setiap tahun mendapat bantuan sarana pertanian itu dari Pemerintah Pusat yang didanai APBN, " katanya menjelaskan. 

Produksi beras Januari sampai Juni 2021, menurut dia, tercatat mengalami surplus sebesar 92.935 ton atau mencukupi kebutuhan pangan selama tujuh bulan ke depan.

Produksi beras lokal tersebut dari hasil panen sebanyak 166.649 ton dengan kebutuhan konsumsi masyarakat Kabupaten Lebak 1,3 juta jiwa.

Dari produksi pangan sebanyak 166.649 ton itu maka kebutuhan beras sepanjang 2021 sebanyak 147.428 ton dengan kebutuhan rata-rata per bulan 12.286 ton.

Dengan demikian, kata dia, kebutuhan konsumsi beras dari Januari sampai Juli 2021 sebanyak 73.714 ton.

"Kami minta petani terus melaksanakan gerakan tanam guna memenuhi kebutuhan pangan juga peningkatan ekonomi," jelasnya.

Ia menyebutkan, selama ini usaha pertanian padi sawah masih menjadi andalan ekonomi petani Kabupaten Lebak. 

Apabila, produktivitas padi sebanyak enam ton per hektare dengan harga Rp5.000 per kg gabah kering maka petani bisa mendapatkan sekitar Rp30 juta. 

Pendapatan sebesar itu maka keuntungan petani bersih Rp20 juta per hektare setelah dipotong biaya produksi pertanian padi sawah yang rata-rata mencapai Rp10 juta per hektare. 

"Kami berharap produksi pangan terus meningkat dengan kebijakan Bapak Jokowi," ujarnya.

Pewarta: Mansyur Suryana

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021