Direktur Utama Kelompok Mizan Haidar Bagir menceritakan semangat Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim dalam mencerdaskan bangsa berkaitan tanggapan atas surat terbuka yang dikirimnya.

Dalam surat tersebut, Haidar Bagir berbagi kisahnya tentang sikap Nadiem dan jajaran pimpinan Kemendikbudristek yang ramah dan secara eksplisit mendengarkan penuh saran yang dirinya sampaikan bahkan mencatatnya.

"Bahkan salah satu saran saya, agar Kemendikbudristek juga menggerakkan proses belajar-mengajar berbasis komunitas RT-RW di masa pandemi ini, disambutnya dengan baik. Belakangan saya tahu bahwa saran saya itu dibawa ke dalam salah satu rapat di Kemendikbudristek," kata Haidar dalam siaran pers, Minggu.

Tak hanya itu, baginya sosok Nadiem yang defensif pun tak terbukti. Sepanjang diskusi tersebut banyak hal yang dibicarakan namun tak sama sekali adanya perdebatan apalagi bersitegang padahal saran yang disampaikannya sepenuhnya straightforward dan apa adanya. Hal ini karena Haidar secara tegas sangat mendukung program – program Merdeka Belajar dan itu bukan menjadi persoalan.

Ia pun menuturkan justru sarannya adalah untuk memastikan bahwa program-program itu mendapatkan penerimaan dan a sense of ownership yang baik di masyarakat. Dan bukan malah mendapatkan resistensi atau bahkan pembangkangan, seperti tampak tanda-tandanya di masyarakat selama ini.

“Saya nyaris setuju sepenuhnya dengan program-program tersebut. Bahkan, di surat saya itu, saya katakan bahwa program- program itu brilliant” tegasnya

Mengenai ancaman learning loss yang sebelumnya disampaikan, Haidar menjelaskan bahwa Nadiem sangat memiliki keprihatinan besar terkait persoalan learning loss ini hingga ngotot agar sekolah bisa secepatnya dibuka kembali - tentu dengan upaya-upaya ketat pencegahan penularan Covid-19. Nadiem juga menyampaikan bahwa sebetulnya tak kurang dari 30 persen sekolah di Indonesia yang sudah uji coba PTM (pertemuan tatap muka). 

Tak hanya berhenti disitu, menurut Haidar, Nadiem juga menyampaikan beberapa hal yang menarik lainnya bukan saja soal bagaimana program-program yang terkait 10 episode Merdeka Belajar yang dicanangkan - termasuk program sekolah dan guru penggerak, pelonggaran tata alokasi dana BOS, bahkan pembelian laptop untuk mahasiswa - dirancang untuk mentransformasi dan menghasilkan perubahan mendasar terhadap sistem pendidikan di negeri kita. 

Namun juga Kemendikbudristek di bawah pimpinan Nadiem telah menciptakan tak sedikit musuh karena telah mengupayakan pembersihan Kemendikbudristek dari KKN dan mafia atau makelar proyek. 

"Mendikbudristek tak urung berpesan agar saya bersedia untuk tetap berkomunikasi  dan memberikan saran-saran bagi tim Kemendikbudristek di masa-masa yang akan datang. Secara spesifik beliau juga ingin saya bicara dengan guru-guru penggerak di berbagai wilayah negeri, bahkan dengan beberapa pimpinan Pemda di level Bupati yang beliau pandang progresif. Saya tentu menyanggupi," jelasnya

Bagi dia, Pertemuan dengan guru-guru penggerak ini hanya menguatkan harapannya akan masa depan pendidikan Indonesia yang sangat cerah. Seperti ratusan guru yang pernah ditemui masih aktif melakukan training, pada setiap guru ini tersimpan hasrat (passion) yang bergelora untuk terus belajar demi meningkatkan kemampuan mereka memberikan sumbangan bagi anak-anak Indonesia di seluruh pelosok negeri.

“Saya bahkan seperti merasakan adanya cinta yang berkobar di dada mereka. Cinta pada negeri, cinta pada pekerjaan sebagai pendidik, dan cinta pada anak-anak Indonesia” kisahnya

Lanjut Haidar, dua jam diskusi dengan Nadiem dan banyak anak muda di Kemendikbudristek yang cerdas dan berwawasan luas pun membangkitkan rasa bangganya sebagai warga negara biasa yang telah menikmati privilese dapat bersekolah sampai jenjang tertinggi di dalam dan di luar negeri. 

Ia berharap komunikasi dengan Nadiem dan pimpinan Kemendikbudristek, terlebih dengan para guru penggerak, dapat memberikan manfaat - sesedikit apa pun-  ke arah ini. 

“Terima kasih, Mas Nadiem; terima kasih para pimpinan Kemendikbudristek; dan terima kasih para guru,” pungkas Haidar dalam suratnya.
 

Pewarta: Ganet Dirgantoro

Editor : Ridwan Chaidir


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021