Lebak (ANTARA Banten) - Pengamat politik Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi La Tansa Mashiro Rangkasbitung, Agus Sutisna mengatakan, majunya Rhoma Irama sebagai calon presiden tahun 2014 harus dihargai.

"Tidak salah boleh-boleh saja. Harus dihargai," kata di Rangkasbitung, Kamis.

Menurut dia, semua warga negara berhak mencalonkan atau dicalonkan menjadi presiden, apalagi di negara demokrasi.

"Soal mampu atau tidak mampu, biar masyarakat yang menguji dan menilai," katanya.

"Kita menghormati komitmen negara demokrasi dan jangan melecehkan atau menghina siapapun calon presiden," katanya.

Selama ini, ujar dia, pencalonan presiden tidak ada alat ukur tes atau menguji, apakah dia memiliki kompetensi maupun tidak kompetensi.

Sejauh ini persoalan politik tidak ada alat ukur tes kemampuan memimpin dan biarkanlah proses yang mendeteksi dan menghakimi.

Kemungkinan pencalonan raja dangdut menjadikan momentum dengan dukungan cukup signifikan pada Pilpres 2014. Sebab bangsa Indonesia saat ini mengalami krisis kepemimpinan.

Pencalonan Rhoma bisa saja terpilih Presiden, karena masyarakat menyukai adanya perubahan-perubahan, seperti pada pemilihan Gubernur DKI Jakarta. "Masyarakat sudah muak melihat janji-janji pemimpin," katanya

Menurut dia, figur Raja Dangdut untuk menjadi Presiden juga pantas karena pengalaman sebelumnya sebagai politikus PPP.

Selain pemusik dangdut juga penceramah, sehingga memiliki dukungan luas masyarakat kelas menengah ke bawah. Bahkan, tahun 1970-an Jakarta dijadikan basis masa hijau pendukung PPP.

Rhoma Irama juga memiliki komunitas penggemar dangdut yang jumlah mencapai ribuan orang.

"Saya kira Rhoma mampu memimpin bangsa ini dari keterpurukan pemimpin dan sudah dewasa juga bisa melindungi keyakinan yang berbeda-beda," katanya.
 

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2012