Jakarta (ANTARA News) - Dr Zakiudin Munasir PhD dari Divisi Imunologi Alergi Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia mengatakan, teknologi protein hidrolisa parsial dalam susu sapi dapat menjadi solusi bagi bayi penderita alergi.

"Teknologi ini memungkinkan protein dalam susu yang menjadi pencetus alergi pada bayi dipecah-pecah sehingga aman dikonsumsi," kata Zakiudin dalam dialog dengan wartawan di pabrik Kalbe Morinaga Indonesia, Karawang Jawa Barat, Rabu.

Dia mengatakan, perlunya orang tua yang baru memiliki anak mewaspadai kemungkinan bayi mereka alergi terhadap susu.

"Mungkin karena ibu dari bayi sibuk bekerja maka mereka menggantikan susu eksklusif dengan susu kemasan namun tidak tahu kalau buah hati  mereka ternyata alergi," kata Zakiudin.

Menurut dia, gejala alergi tidak seketika itu dirasakan bayi, namun setelah dua tiga bulan barulah gejala muncul karena itu bagi orang tua yang memiliki riwayat alergi sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum memutuskan  mengganti dengan susu kemasan.

Zakiudin mengatakan, paling aman memberikan bayi yang baru lahir susu eksklusif minimal enam bulan karena terdapat terdapat zat probiotik yang membantu usus bayi memiliki ketahanan terhadap zat-zat yang menimbulkan alergi.

Ketahanan bayi terhadap alergi juga didapat dari bayi yang lahir secara normal karena dalam saluran rahim itu ternyata kaya dengan zat yang membuat bayi lebih imun terhadap alergi ketimbang dengan bayi yang lahir melalui operasi, jelas Zakiudin.

Perilaku ibu selama kehamilan juga berpengaruh terhadap ketahanan alergi, misalnya saja sering terpapar asap rokok dan polusi udara, hal ini baru terlihat saat bayi lahir nantinya, kata Zakiudin.

Zakiudin mengatakan, tidak ada pengaruh alergi anak dengan konsumsi makanan yang menjadi pencetus alergi seperti susu sapi, ikan, telur, dan lainnya selama hamil, justru wajib dikonsumsi untuk tumbuh kembang janin.

Namun bagi ibu yang memiliki riwayat alergi karena faktor genetik (keturunan) tidak perlu khawatir teknologi saat ini memungkinkan produk susu termasuk susu sapi aman dikonsumsi bagi penderita alergi.

Protein dalam kandungan susu sapi akan dipecah-pecah agar aman dikonsumsi caranya dapat melalui pemanasan sangat tinggi,     menggunakan enzim melalui teknologi protein hidrolisa parsial, atau mengkonsumsi susu kedelai, jelas dia.

Zakiudin mengatakan, semakin kandungan protein dalam susu dipecah-pecah maka rasanya akan semakin pahit dan harganya menjadi lebih mahal dibanding susu bayi normal.

Tetapi bagi bayi yang hipersensitif terhadap susu sapi teknologi seperti ini sangat dibutuhkan, rasa pahit akan dibiasakan kalau susu ini diberikan sejak masih bayi atau menggantikan dengan susu berbahan dasar kedelai, ujar dia.

Hal ini dibenarkan dr Iwan S Handoko Kepala Pengembangan Bisnis PT Kalbe Farma Tbk. Dia mengatakan, pemberian air susu ibu eksklusif dapat menurunkan risiko bayi terkena alergi makanan.

Dia mengatakan teknologi protein hidrolisa parsial membuat susu sapi aman dikonsumsi bagi bayi penderita alergi karena sudah tidak mengandung protein utuh setelah melalui proses enzimatik.

"Susu yang melalui tahapan ini mengandung protein whey dan kasein yang sudah terhidrolisa sehingga zat yang menjadi pencetus alergi sudah diminimalkan sedemikian rupa," ujar dia.

Begitu juga dengan susu berbahan dasar kedelai yang telah dipergunakan sejak 1920 tidak mengandung kandungan laktosa yang selama ini menjadi pencetus alergi pada bayi, meski susu ini juga tidak dapat diberikan kepada bayi yang alergi terhadap kedelai, jelas Iwan. 

Kalbe melalui Kalbe Morinaga memproduksi susu bayi dengan teknologi protein hidrolisa parsial dan susu berbahan dasar kedelai yang ditujukan bagi bayi penderita alergi.

Kepala Manufaktur PT Kalbe Morinaga Indonesia, I Gede Putu Eka Putra mengatakan, sebagai produsen yang memiliki produk susu bagi bayi penderita alergi berencana meningkatkan kapasitas dari 13.000 saat ini menjadi 15.000 ton tahun 2013.

"Kita harapkan November 2012 sudah mulai pemasangan dan instalasi mesin, sehingga Agustus 2013 sudah beroperasi," ujar dia.

Sedangkan pada tahun 2014 Kalbe Morinaga akan mengembangkan pabrik baru diharapkan dapat berproduksi tahun 2015 sehingga menambah kapasitas produksi menjadi 15.000 ton per tahun, papar Putu.

PT Kalbe Morinaga Indonesia merupakan perusahaan joint venture yang sahamnya dimiliki PT Kalbe Farma Tbk 70 persen dan Morinaga Milk Industry Co. Ltd Japan 30 persen.


 

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2012