Serang (ANTARABanten) - Aktivitas kegempaan Gunung Anak Krakatau  di Selat Sunda yang terjadi sejak Minggu (2/9), tidak mempengaruhi kunjungan wisatawan ke Pantai Anyer dan sekitarnya, kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia, Kabupaten Serang, Sudomo.


Aktivitas kegempaan dan letusan Gunung Anak Krakatau (GAK) tidak berpengaruh terhadap kondisi pariwisata di Pantai Anyer, Carita dan sekitarnya. Sebab jarak GAK ke Pantai Anyer sepanjang 42 kilometer, sementara aktivitas gunung tersebut dinyatakan status tidak aman dengan radius berjarak 1- 2 kilometer, kata Sudomo di Serang, Selasa.

"Kami terus meminta informasi perkembangan GAK ke pos pemantau. Sejauh ini dinyatakan aman bagi wisatawan yang berkunjung ke Pantai Anyer dan sekitarnya," kata Hardomo.

Sehingga, kata dia, aktivitas GAK tidak mempengaruhi kunjungan tamu hotel yang ada di sepanjang Pantai Anyer. Bahkan, aktivitas GAK tersebut bagi sejumlah wisatawan tertentu malah menjadi daya tarik untuk bisa memantau dari kejauhan terutama pada malam hari.

"Sejauh ini tidak mempengaruhi kunjungan wisatawan, karena kunjungan tetap normal seperti biasa dan tidak ada tamu hotel yang membatalkan rencana menginap," kata Hardomo.

Menurut Anshori (30), salah satu nelayan Kampung Paku, Kecamatan Anyer mengaku tidak merasa khawatir dengan kondisi GAK yang terjadi sejak Minggu (2/9) sudah mulai terasa getaran. Menurutnya, kondisi tersebut sudah biasa dirasakannya para nelayan dan warga sekitarnya.

"Kami sudah biasa dengan kondisi itu, jadi kami tetap melakukan aktivitas melaut seperti biasa," kata Ansori.

Hal serupa juga dikatakan Hikmatullah warga Kampung Cinangka Kecamatan Cinangka yang bertetangga dengan Kecamatan Anyer Kabupaten Serang, ia mengaku sudah terbiasa dengan aktivitas kegempaan GAK karena bukan sekali ini saja kondisi tersebut ia rasakan.

"Itu sudah biasa, warga di kampung saya tidak terlalu khawatir. Tidak ada kepanikan ataupun kekhawatiran yang berlebihan, namun tetap menjaga kewaspadaan," kata Hikmaltullah.

Bahkan, kata dia, aktivitas GAK tersebut biasanya pada tahun-tahun sebelumnya menimbulkan abu hitam yang menempel di dinding dan kaca-kaca rumah di sekitar Kecamatan Anyer dan Cinangka. Namun pada September tahun ini, aktivitas GAK tersebut tidak menibulkan abu dan asap hingga sampai pemukiman warga.

"Saya sering merasakan kondisi seperti sekarang ini, biasanya aktivitas itu memang mulai sekitar Bulan September setiap tahunnya," kata Hikmatullah.

Sementara Kepala Pos Pemantau GAK di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, Anton S Pambudi mengatakan, data aktivitas GAK pada Senin (3/9) hingga Selasa (4/9) pukul 13.00 WIB, tercatat dua kali gempa vulkanik dalam (VA) dan gempa tremor secara terus menerus.

"Gempa tremornya terjadi secara terus menerus," kata Anton S Pambudi.

Menurut Anton, titik letusan yang mengeluarkan lava pijar yang terjadi saat ini, berada di puncak gunung. Sehingga titik letusan gunung ini berbeda dengan titik letusan yang terjadi pada 2007  dan 2010 lalu yaitu berada dibagian Selatan Puncak Gunung.

"Untuk status GAK saat ini masih tetap pada level II atau waspada, rekomendasi yang kami sarankan warga untuk tidak mendekat pada radius satu kilo meter. Namun secara fisual kondisi GAK tidak terlihat, karena terhalang kabut," kata Anton Pambudi.

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2012