Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Banten, meminta warga di daerah itu agar mewaspadai cuaca buruk dan berpotensi menimbulkan bencana alam.
"Kami berharap cuaca buruk itu tidak menimbulkan banjir dan longsor, " kata Kepala Pelaksana BPBD Lebak Pebby Rizky Pratama di Lebak, Minggu.
Baca juga: Pasien isolasi COVID-19 di Lebak bertambah 119, total jadi 1.381 orang
Baca juga: Pasien isolasi COVID-19 di Lebak bertambah 119, total jadi 1.381 orang
Cuaca buruk terjadi di sejumlah wilayah di Kabupaten Lebak disertai hujan lebat dan sambaran petir.
Peluang cuaca buruk itu berlangsung mulai pukul 16.00 WIB hingga saat ini masih dilanda hujan lebat, namun pihaknya belum menerima adanya korban bencana alam.
Kemungkinan besar cuaca buruk berpotensi sampai malam hari, sehingga masyarakat yang tinggal di lokasi rawan bencana alam dapat meningkatkan kewaspadaan.
"Kami minta warga waspada cuaca buruk tersebut guna mengurangi risiko kebencanaan agar tidak menimbulkan korban jiwa, " katanya menjelaskan.
Ia mengatakan, BPBD Lebak memetakan daerah rawan longsor dan banjir tersebar di Kecamatan Lebak Gedong, Cipanas, Sobang, Sajira, Muncang, Cibeber, Cilograng, Panggarangan, Leuwidamar, Cirinten, Gunungkencana dan Banjarsari.
Namun, kebanyakan wilayah banjir dan longsor terdapat di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS).
Masyarakat yang tinggal di lokasi rawan longsoran tanah mencapai ribuan kepala keluarga (KK) dan biasanya daerah TNGHS berpotensi bencana alam.
Sebab, kata dia bencana alam tahun 2020 di Kabupaten Lebak kebanyakan korban yang tinggal di TNGHS itu.
"Kami minta warga waspada agar tidak menimbulkan korban jiwa, " katanya menjelaskan.
Untuk mengatasi kebencanaan, pihaknya mengoptimalkan posko utama selama 24 jam dengan petugas sebanyak 12 orang secara bergantian juga mempersiapkan peralatan evakuasi dan logistik.
"Kami tetap waspada menghadapi cuaca buruk agar tidak menimbulkan korban jiwa," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021