Studi terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Nature menyebutkan berdasarkan analisis data komersial terbesar, tingkat kematian ayam petelur menurun dari waktu ke waktu dalam sistem kandang bebas baterai karena adanya peningkatan pengalaman dan pengetahuan manajemen. 

Dengan menggunakan berbagai data dari 16 negara berbeda dan 176 juta ayam, studi ini membandingkan kematian ayam petelur di sistem kandang yang berbeda, kandang baterai konvensional, sistem enriched cage dan sistem bebas kandang baterai (kandang aviari ). 

Dalam siaran pers yang diterima, Selasa, juga diungkap dalam periode satu dekade, pengalaman dalam mengelola sistem kandang baterai telah dikaitkan dengan adanya penurunan rata-rata 4-6% kematian, atau "tingkat penurunan kematian yang lebih rendah daripada yang sudah dilaporkan", dibandingkan dengan sistem kandang yang sudah mencapai titik jenuh. 

Dapat disimpulkan bahwa tingkat kematian di populasi unggas dalam sistem bebas kandang tidak setinggi di dalam sistem kandang baterai konvensional. 

"Ketika perbandingan dibuat antara sistem dengan tingkat 'kematangan' teknologi yang setara, kematian di kandang rumahan bebas kandang baterai tidak lebih tinggi dari pada sistem kandang," ungkap Dr. Cynthia Schuck-Paim, salah satu penulis studi tersebut. 

"Faktanya, tren yang bisa diamati dari data menunjukkan bahwa kematian dapat lebih ditekan di kandang bebas baterai jika (kualitas) manajemen dapat terus ditingkatkan dan genetika mampu dioptimalkan dalam sistem tersebut."

Selama beberapa dekade, sistem industri kandang telah dikembangkan (secara spesifik) untuk mengurangi kerugian yang disebabkan oleh kematian individu unggas produktif, dan wajar jika sistem housing yang baru diadopsi mengikuti jalur yang sama", ungkap penelitian tersebut, yang juga menyebutkan bahwa faktor risiko kematian di sistem bebas kandang baterai - seperti tantangan adanya patogen baru dan paparan pada luka akibat patukan unggas lain - yang dapat dikelola jika produsen dapat memperoleh pengalaman yang diperlukan untuk menjalankan sistem bebas kandang baterai dengan sukses.

Karena insentif keuangan, studi tersebut mengatakan, produsen telah menyesuaikan sistem kandang industri untuk mengurangi kerugian yang disebabkan oleh kematian, sambil mempertahankan standar kesejahteraan yang rendah dan terkadang menurunkannya lebih jauh. 

"Studi ini penting karena mengungkapkan bahwa faktor utama yang mempengaruhi angka kematian adalah pengetahuan produsen sendiri dan insentif. Oleh karena itu, jika insentifnya berupa tunjangan finansial, maka studi tersebut menunjukkan bahwa dengan pengetahuan, pengalaman dan teknologi, sistem tanpa bebas kandang baterai tidak hanya lebih efisien, tetapi juga menghadirkan alternatif yang lebih etis bagi konsumen," ungkap Fadila, Communications and Corporate Engagement Manager Act For Farmed Animals. 
 
Sinergia Animal dan Animal Friends Jogja melalui koalisi AFFA, bekerja untuk mendorong sistem pangan dan metode pertanian yang lebih berkelanjutan di Indonesia. 

Manfaat sistem kandang bebas baterai telah menjadi subyek dari beberapa penelitian. Menurut penelitian yang dipublikasikan di World’s Poultry Science Journal, "Ayam dalam sistem bebas kandang baterai memiliki kesehatan muskuloskeletal terbaik, penurunan insiden osteoporosis, dan lebih sedikit patah tulang yang terjadi selama depopulasi".

Dalam kandang baterai, satu ayam menghabiskan hidup mereka dengan beberapa unggas lainnya, dalam ruang yang masing-masing lebih kecil dari selembar kertas A4. Mereka tidak dapat merentangkan sayap mereka sepenuhnya atau berjalan dengan bebas. 

Dalam sistem ini, ayam juga tidak dapat melakukan beberapa perilaku paling mendasar yang padahal penting untuk kesejahteraannya, seperti bersarang, bertelur, dan mandi debu. Mereka harus berdiri di atas kawat logam, yang biasanya menyebabkan kaki mereka terluka, dan osteoporosis karena kurangnya gerakan, yang dapat menyebabkan patah tulang yang menyakitkan. 

Pewarta: Ganet Dirgantoro

Editor : Ridwan Chaidir


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021