Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa diprediksi akan cenderung terkoreksi jelang rapat bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (Fed).

Pada pukul 10.10 WIB, rupiah stagnan alias sama dengan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.483 per dolar AS.

Baca juga: Jumat pagi, Rupiah melemah di tengah kembali meningkatnya kasus baru COVID-19

Analis pasar uang Bank Mandiri Rully Arya saat dihubungi di Jakarta, Selasa, mengatakan, pergerakan rupiah pada hari ini akan dipengaruhi oleh faktor eksternal.

"Perkembangan rupiah terutama akan dipengaruhi oleh perkembangan global, menjelang rapat FOMC dua hari ke depan. Terpengaruh juga olah volatilitas nilai tukar dolar AS dan arus modal asing yang cenderung keluar dalam dua hari terakhir," ujar Rully.

Dolar sedikit melemah terhadap mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Senin (26/7) karena investor memposisikan diri mereka menjelang pertemuan kebijakan Federal Reserve minggu ini.

Indeks dolar yang mengukur kekuatan terhadap enam mata uang utama saingannya turun 0,261 persen menjadi 92,654.

Investor akan mencermati setiap komentar tentang kapan pengurangan pembelian aset bank sentral dapat dimulai.

Rully mengatakan rupiah hari ini akan cenderung melemah ke kisaran Rp14.468 per dolar AS hingga Rp14.532 per dolar AS.

Pada Senin (26/7)  rupiah ditutup menguat 10 poin atau 0,07 persen ke posisi Rp14.483 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.493 per dolar AS.
 

Pewarta: Citro Atmoko

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021