Jose Mourinho menegaskan dia tidak berada di Italia untuk liburan ketika Kamis diperkenalkan sebagai pelatih AS Roma, dengan menegaskan bahwa dia ingin membangun kesuksesan berkelanjutan bagi klub ini ketimbang terburu-buru mengakhiri paceklik trofi.
Mantan manajer Tottenham ini ditunjuk sebagai penerus Paulo Fonseca akhir musim lalu setelah Roma finis urutan ketujuh di Serie A dan gagal mengakhiri penantian 13 tahun meraih gelar juara liga.
Baca juga: Euro 2020, Cherchesov dipecat setelah Rusia tersingkir dini
"Dalam sepak bola kata 'waktu' kadang-kadang tidak ada, tetapi dalam kasus ini memang ada dan itu fundamental," kata Mourinho dalam konferensi pers seperti dikutip Reuters.
"Klub ini tak menginginkan kesuksesan hari ini tapi bermasalah kemudian, melainkan proyek berkelanjutan untuk masa depan. Itulah alasan utama saya di sini. Kini saatnya bekerja. Saya tak berada di sini untuk liburan," tandas Mourinho.
Penunjukan Mourinho disambut euforia para pendukung Roma yang berharap orang yang pernah memimpin Inter Milan meraih trebel menakjubkan pada musim 2009-2010 ini bisa membawa mereka kembali ke puncak sepakbola Italia dan mengakhiri paceklik trofi sejak Coppa Italia 2007-2008.
"Kami tak bisa lepas dari fakta bahwa klub ini belum banyak juara belakangan ini. Musim lalu kami finis 29 poin di belakang pemimpin liga dan 16 poin dari empat besar, kami mesti mencari jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan ini," kata dia.
"Baik itu pemilik, direktur olahraga, mereka tahu lebih baik ketimbang saya berapa banyak tugas yang mesti dikerjakan, tetapi kami akan berusaha mengangkat trofi. Ini bukan soal masuk dan menang segera mungkin."
Meskipun mudah-mudah saja menjanjikan gelar, perlu waktu dan kerja keras, tambah dia. "Pemilik tak ingin kesuksesan yang terpisah, mereka ingin mencapai level itu dan bertahan di sana. Itu jauh lebih sulit untuk dicapai. Kami ingin berkelanjutan secara finansial dan kami berada di halaman yang sama."
Mourinho dipecat Tottenham pada April, satu pekan sebelum kalah dalam final Piala Liga melawan Manchester City. Sang manajer mengagungkan catatannya setelah dikritik hebat di Inggris selama waktunya bersama Spurs, Manchester United dan Chelsea.
"Dalam tiga klub terakhir saya, saya menjuarai Liga Premier bersama Chelsea, tiga piala bersama United, mencapai final Piala Liga bersama Tottenham. Yang dianggap bencana oleh saya adalah yang tidak pernah dicapai pelatih-pelatih lain selama hidup mereka," pungkas Mourinho.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021
Mantan manajer Tottenham ini ditunjuk sebagai penerus Paulo Fonseca akhir musim lalu setelah Roma finis urutan ketujuh di Serie A dan gagal mengakhiri penantian 13 tahun meraih gelar juara liga.
Baca juga: Euro 2020, Cherchesov dipecat setelah Rusia tersingkir dini
"Dalam sepak bola kata 'waktu' kadang-kadang tidak ada, tetapi dalam kasus ini memang ada dan itu fundamental," kata Mourinho dalam konferensi pers seperti dikutip Reuters.
"Klub ini tak menginginkan kesuksesan hari ini tapi bermasalah kemudian, melainkan proyek berkelanjutan untuk masa depan. Itulah alasan utama saya di sini. Kini saatnya bekerja. Saya tak berada di sini untuk liburan," tandas Mourinho.
Penunjukan Mourinho disambut euforia para pendukung Roma yang berharap orang yang pernah memimpin Inter Milan meraih trebel menakjubkan pada musim 2009-2010 ini bisa membawa mereka kembali ke puncak sepakbola Italia dan mengakhiri paceklik trofi sejak Coppa Italia 2007-2008.
"Kami tak bisa lepas dari fakta bahwa klub ini belum banyak juara belakangan ini. Musim lalu kami finis 29 poin di belakang pemimpin liga dan 16 poin dari empat besar, kami mesti mencari jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan ini," kata dia.
"Baik itu pemilik, direktur olahraga, mereka tahu lebih baik ketimbang saya berapa banyak tugas yang mesti dikerjakan, tetapi kami akan berusaha mengangkat trofi. Ini bukan soal masuk dan menang segera mungkin."
Meskipun mudah-mudah saja menjanjikan gelar, perlu waktu dan kerja keras, tambah dia. "Pemilik tak ingin kesuksesan yang terpisah, mereka ingin mencapai level itu dan bertahan di sana. Itu jauh lebih sulit untuk dicapai. Kami ingin berkelanjutan secara finansial dan kami berada di halaman yang sama."
Mourinho dipecat Tottenham pada April, satu pekan sebelum kalah dalam final Piala Liga melawan Manchester City. Sang manajer mengagungkan catatannya setelah dikritik hebat di Inggris selama waktunya bersama Spurs, Manchester United dan Chelsea.
"Dalam tiga klub terakhir saya, saya menjuarai Liga Premier bersama Chelsea, tiga piala bersama United, mencapai final Piala Liga bersama Tottenham. Yang dianggap bencana oleh saya adalah yang tidak pernah dicapai pelatih-pelatih lain selama hidup mereka," pungkas Mourinho.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021