Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tingkat SMP negeri di Kota Serang, Banten yang menggunakan sistem zonasi telah menjadikan sekolah swasta kalah bersaing sehingga sepi peminat.

Kepala Sekolah SMP PGRI 1 Kota Serang  Atang, Rabu, mengatakan PPDB dengan sistem zonasi tidak menguntungkan sekolah swasta, dan dengan model penerimaan tersebut sekolah swasta kesulitan mendapatkan siswa baru.

Baca juga: Dindikbud Kabupaten Serang segera buka PPDB tingkat SD

“Sejak sistem zonasi diterapkan atau tepatnya 2 tahun lalu siswa baru di sekolah kami berkurang. Hingga tahun ini jumlah siswa 15 orang yakni kelas 8 berjumlah 4 siswa dan kelas 9 berjumlah 11 siswa sedangkan untuk peserta didik baru yang daftar baru 1 orang,” ujarnya saat ditemui di ruang Kepala Sekolah SMP PGRI 1 di Ciceri, Serang, Banten.

Menurutnya, sistem zonasi membuat sekolah swasta sepi peminat, dan pendaftaran PPDB melalui online pada 2021 membuat semua siswa memilih SMPN.

 "Faktor utama sepi peminat, dikarenakan sekolah negeri yang overload atau tidak sesuai dengan aturan syarat Permendikbud nomor 22 Tahun 2016 dan Surat Edaran Walikota tentang PPDB tahun Pelajaran 2020/2021 yaitu jumlah peseta didik maksimal 32 rombel dan jumlah rombel maksimal 33 tiap satuan pendidikan atau sekolah," terangnya.

Ia menuturkan, selain SMP PGRI 1 yang sepi peminat akibat dari sistem zonasi tersebut terdapat SMP swasta lain yang tahun ini terancam tutup, Sebagai contoh SMP Nurul Ma'arif, SMP 17-1 dan SMP 17-2. Sebenarnya sekolah swasta memiliki segment pasar yang berbeda-beda, dan prestasi disegala bidang kejuaraan," tuturnya.

Saat Permendikbud yang lama, sekolah swasta siswanya terpenuhi, tetapi setelah adanya Permendikbud baru, siswanya semakin berkurang.

"Sekolah swasta sudah menyesuaikan dengan Permendikbud yang lama. Kini aturan diubah membuat sekolah swasta semakin tercekik,” ujarnya

Untuk mengantisipasi kekurangan siswa baru, sekolah terus melakukan sosialisasi ke masyarakat. Salah satunya dengan menyasar ke para siswa yang berada di luar zonasi yang berkaitan dengan program-program unggulan yang dimiliki sekolah.

“Ini jadi tantangan bagi sekolah swasta karena dengan zonasi banyak calon siswa yang memilih sekolah negeri. Asal jarak sekolah dekat dengan rumah, maka peluang siswa diterima akan semakin besar tanpa memperhatikan nilai yang diperoleh,” katanya.
Guru sedang menunggu peserta didik baru yang akan melakukan PPDB di Sekolah PGRI 1 Serang, Banten.(Foto Antara/Weli)


Sementara itu, Sekretaris Dindik Kota Serang Sarnata mengatakan, pelaksanaan PPDB ini prinsifnya untuk pemerataan peserta didik baru baik di sekolah negeri dan swasta.

Dia mengaku prihatin dengan kondisi tersebut, namun Sarnata meminta sekolah swasta pun untuk melakukan evaluasi kualitas pelayanan pendidikan agar dapat tetap bersaing di era sekarang.

"Karena masyarakat sudah melek informasi dan teknologi sehingga bisa memilih dan memilah. Ketika swasta standar kualitas sama bahkan dibawah negeri merupakan tantangan bagi SMP swasta," katanya.

Sesuai data yg dimiliki bidang SMP bahwa jumlah peserta didik kelas 7 pada tahun ajaran 2019/2020 sekitar 7000 siswa, sedangkan lulusan SD/Mi pada tahun ajaran tersebut mencapai 13.500 siswa.

"Kemungkinan besar sisanya sekolah di ponpes. Ini tantangan, artinya kami sama-sama tetap mendukung sekolah swasta meningkatkan pengelolaan," katanya.

 

Pewarta: Weli

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021