Bogor (ANTARA News) - Winmark Mendawai Indonesia dan World Sand Sculpting Academy (WSSA) bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI serta Sentul City menyelenggarakan festival internasional pahat pasir yang pertama di Sentul, Bogor.

Direktur Winmark Mendawai Indonesia sekaligus penyelenggara festival Gita Aryanti di Bogor, Sabtu, mengatakan, festival itu terbesar di Asia Tenggara, bertemakan "Keajaiban Indonesia dan Keajaiban Dunia" (Wonders of Indonesia and Wonders of World).

Ia mengatakan, festival diselenggarakan pada 18 Desember 2011 hingga 28 Januari 2012, mulai pukul 11.00 hingga 19.00 WIB dengan tiket tanda masuk Rp50.000 (hari biasa) dan Rp75.000 (Sabtu, Minggu, dan hari libur).

Pemrakarsa hajat mengundang 22 seniman pasir berasal dari 11 negara seperti Amerika, Inggris, Ukraina, Belanda, Itali, Mexico, Spanyol, Belgia, Republik Chec, Singapura, dan Jepang.

Para seniman memerlukan waktu dua minggu untuk  proses konstruksi, sedangkan 2.400 ton pasir pilihan didatangkan dari Cilegon, Banten.

"Gagasan menggelar festival patung pasir yang megah ini merupakan perwujudan komitmen kami untuk mendukung penuh pariwisata di Indonesia, dan ternyata aktivitas ini mendapat sambutan baik dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI dan WSSA," katanya.

Dia optimistis festival pahat pasir akan menjadi ajang wisata yang menarik baik mancanegara dan nusantara.

Direktur Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Berman Lubis  mengatakan, ajang itu merupakan pameran patung pasir pertama di Indonesia dan terbesar se-Asia Tenggara.

Ia mengharapkan, kegiatan itu mampu menjadi sarana komunikasi dan informasi promosi objek wisata para peserta.

Selain itu, katanya, tentu saja meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia.

Kegiatan itu, katanya, untuk membuka wawasan baru dalam bidang seni yang relatif berpotensi besar untuk dikembangkan di Indonesia.

Festival itu diselenggarakan di lahan seluas 30.000 meter persegi, antara lain dengan dua tenda besar utama seukuran masing-masing 800 meter persegi untuk eksebisi lebih dari 40 karya pahatan patung pasir terbaik dalam bentuk antara lain bagian dari bangunan Candi Borobudur, Prambanan, rumah gadang, barong, komodo, badak bercula satu, wayang, Taj Mahal, Big Ben, Piramid, dan Pharos.

Bahan yang digunakan pahat pasir yakni pasir halus dan air. Pasir didatangkan dari Cilegon Banten yang memiliki sudut cukup runcing, dibandingkan dengan pasir pantai.

Pasir itu dapat bertahan ketika dipadatkan menjadi massa keras sehingga bisa menghasilkan pahatan yang curam dan tinggi.

Jika hujan tidak merusak karya karena airnya meresap ke pasir dan menguap ketika hujan berhenti, kecuali bila hujan badai yang besar, permukaan datar mungkin akan sedikit rusak setelah terkena curahan air hujan.

Angin umumnya bukanlah masalah bagi seni pahat pasir karena ada proses pemadatan, angin tidak berpengaruh terhadap suatu pahatan.

Teknik dasar seni pahat pasir bisa dipelajari oleh setiap orang.

"Anak-anak dari usia tujuh tahun sampai orang tua bisa saja berbakat sekali. Yang penting kesabaran tinggi, banyak berlatih dan menggunakan teknik-teknik yang benar," katanya.

Pahat pasir di luar ruangan bertahan selama beberapa minggu sampai dengan beberapa bulan, tergantung cuaca. Jika di dalam ruangan, bertahan selamanya, sepanjang tidak disentuh.

Pasir juga tidak harus lembab ketika sedang dibuat menjadi pahatan. Pemahat menggunakan penyemprot tanaman saat pembuatan. Ketika selesai, maka pahatan itu akan benar-benar kering. Seni pahat pasir tidak akan hancur karena proses pemadatan.

Seni pahat dapat dipelajari di Akademi Seni Pahat Pasir Dunia WSAA di Belanda, Jerman, Italia,Yunani, AS, dan Thailand meliputi  kursus-kursus pelatihan teknik untuk perorangan.
 

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2011