Tangerang, (ANTARABanten) - Delapan wilayah di Kota Tangerang Selatan, Banten, terindentifikasi sebagai wilayah berisiko akibat sanitasi yang buruk.

"Ada delapan wilayah di Kota Tangerang Selatan yang memiliki risiko tinggi akibat sanitasi yang buruk," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tangerang Selatan Eddy Adolf Malonda di Tangerang, Rabu.

Delapan wilayah itu yakni kelurahan Ciputat, Sawah di kecamatan Ciputat, kelurahan Pondok Bend dan Pondok Cabe Ilir di kecamatan Pamulang, serta empat kelurahan/desa Keranggan, Muncul, Babakan dan Bakti Jaya, kecamatan Setu.

Sanitasi yang buruk mengindikasikan masih ada potensi risiko kesehatan karena warga tidak memiliki sarana pembuangan limbah di setiap rumah.

"Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan, 1,09 persen warga di Tangerang Selatan terkena diare dalam enam bulan terakhir," kata Malonda.

Menurut Malonda, buruknya sistem pengelolaan sampah seperti membuang air besar dan sampah di kali dan saluran drainase menjadi indikator penyebab wabah diare sangat mudah menjangkiti warga di sekitar wilayah itu.

"Pengelolaan limbah domestik, baik berupa grey water maupun black water perlu dilakukan terutama untuk mencegah pencemaran lingkungan khususnya air minum," kata Malonda.

Dia menambahkan, hasil survei lembaga konsultan EHRA menunjukkansistem pengelolaan sampah di Tangerang Selatan masih belum baik.

Terdapat 55,9 persen warga yang masih membuang dan mengubur sampah di lubang, 33,1 persen dibakar, 8,6 persen sampah dibuang ke lahan kosong. Sedangkan sampah yang diangkut ke Tempat Pembuangan Sementara hanya 0,6 persen.

"Dapat dilihat bahwa pengelolaan sampah masih menimbulkan risiko kesehatan yang tinggi," katanya.

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2011