Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah, Bahan Beracun dan Berbahaya (PSLB3) Kementerian Lingkungan Hidup Rosa Vivien mengatakan akan menerapkan tiga pendekatan untuk mengatasi persoalan sampah plastik.

"Mulai dari pendekatan zero waste, teknologi, dan ekonomi sirkular sudah kami lakukan," kata Vivien dalam keterangan tertulis, Jumat.

Menurut Vivien prinsip 3R yaitu reduce, reuse, recycle, dan ekonomi sirkular bahkan sudah menjadi kerangka kerja dalam kebijakan nasional dan strategi pengelolaan sampah di darat maupun laut.

Berkaitan dengan pendekatan ekonomi sirkular, dia mengatakan, merupakan kerjasama saling menguntungkan dimana sampah plastik mendatangkan nilai ekonomi baru sekaligus mengurangi timbunan sampah yang pada akhirnya berdampak positif pada lingkungan.
   
"Ini solusi yang baik dalam soal penanganan limbah plastik. Selain mengurangi pencemaran lingkungan, keberadaan industri daur ulang limbah plastik juga bisa mendatangkan nafkah bagi masyarakat pengepul. Sebuah win-win solution,” katanya. 

Ketua Umum Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (ADUPI), Christine Halim, sependapat jika kegiatan daur ulang limbah plastik adalah salah satu penggerak kegiatan ekonomi berbasis sirkular.

“Beberapa jenis plastik memiliki nilai ekonomi yang tinggi, salah satunya adalah plastik jenis PET yang memiliki demand yang tinggi di industri daur ulang. Penggunaan bahan ini sejalan dengan visi KLHK mengenai peta penanganan sampah melalui daur ulang dan pemanfaatan kembali dengan prinsip sirkulasi ekonomi," katanya.

Sejak dibentuk pada 2015, ADUPI yang memiliki 499 anggota di 7 provinsi yang terdiri dari  pengepul sampah plastik partai besar dan pabrik daur ulang ini secara aktif melakukan pengolahan sampah plastik menjadi bahan baku untuk dijadikan produk baru yang bernilai ekonomi tinggi.

Bisnis daur ulang plastik sendiri, jelasnya, memiliki potensi yang besar. Terlihat dari konsumsi plastik sekitar 3-4 juta ton per tahun, bisnis daur ulang di ADUPI saja bisa mencapai 400.000 ton per tahun. 

Dengan potensi yang terus berkembang, industri daur ulang sampah botol plastik juga berperan menumbuhkan lapangan pekerjaan dalam platform ekonomi sirkular.

Model ekonomi sirkulasi, lanjutnya, bertujuan untuk memperpanjang masa pakai sampah menjadi sesuatu yang berdaya guna untuk dimanfaatkan kembali. Juga sebagai alternatif bahan baku atau didaur ulang menjadi produk baru, sehingga dapat menghemat biaya produksi atau menjadi produk baru yang laku jual.

Christine menyebutkan, saat ini ADUPI berkolaborasi dengan Le Minerale dalam upaya proses daur ulang botol PET yang mendukung ekonomi sirkular melalui Gerakan Ekonomi Sirkular Nasional LE MINERALE (GESN). 

Empat program GESN, ungkapnya, meliputi membangun model ekonomi untuk meningkatkan recycling rate daur ulang plastik (DUP), membangun sistem pusat data dan informasi DUP Indonesia, membuat standardisasi dan edukasi DUP Indonesia, dan mengedukasi pelaku DUP agar berbadan hukum.

“Kolaborasi ini diharapkan dapat mengembangkan rantai kegiatan daur ulang limbah plastik mulai dari pengepul hingga industri pengolahnya,” katanya.
  
Ronald Atmadja, Sustainability Director PT Tirta Fresindo Jaya pada kesempatan yang sama mengatakan, sebagai salah satu produsen air minum yang mengunakan plastik sebagai kemasan produk, Le Minerale memiliki komitmen yang tinggi dan bersinergi terhadap upaya pemerintah dan Lingkungan dalam hal pengelolaan sampah khususnya plastik.
    
PET adalah jenis plastik yang banyak digunakan sebagai bahan baku produk plastik, seperti kemasan botol dan galon air minum karena sifatnya yang unggul, diantaranya berwarna jernih, ringan, mudah dibentuk, tidak mudah pecah. Kemasan plastik yang berbasis PET juga lebih higienis dan aman digunakan, serta mudah didaur ulang, dan bernilai ekonomis relatif tinggi 
Selain kolaborasi dengan beberapa lembaga terkait, Le Minerale juga aktif mengajak  individu dan masyarakat untuk aktif menjadi #RecycleHeroes yang merupakan gerakan internasional yang diangkat sebagai tema dalam Global Recycling Day 2021. 

Upaya Bersama, mulai dari individu, rumah tangga, masyarakat, organisasi, produsen, dan pemerintah dalam mengelolah dan daur ulang sampah plastik akan menjadi kekuatan besar dalam menjaga pelestarian lingkungan. Mulai dari diri sendiri! mulai dari rumah sendiri, kata Christine.

Pewarta: Ganet Dirgantoro

Editor : Ridwan Chaidir


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021