Pemerintah Kota Tangerang, Banten, melalui Dinas Kesehatan mengimbau masyarakat agar tidak khawatir atas efek samping yang ditimbulkan setelah menjalani vaksinasi COVID-19.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang dr Liza Puspadewi dalam keterangannya di Tangerang, Selasa, mengungkapkan sejak awal dan hingga saat ini, jenis vaksin yang digunakan Kota Tangerang adalah vaksin Sinovac. Jenis ini tak hanya memiliki kemanjuran atau efikasi yang cukup tinggi tetapi juga aman karena memberikan efek samping yang ringan.
Baca juga: Pemkot Tangerang siapkan vaksinasi bagi 20.000 UMKM-PKL
“Efek samping yang ditimbulkan bersifat ringan hingga sedang yaitu efek samping lokal berupa nyeri otot, pegal-pegal, dan demam. Sementara efek samping dengan derajat sedang seperti sakit kepala atau diare hanya dilaporkan nol koma sekian persen saja. Sangat kecil kasusnya terjadi di Kota Tangerang. Itu semua merupakan efek samping yang tidak berbahaya dan dapat pulih kembali,” katanya.
Dinas Kesehatan selalu mempersiapkan fasilitas kesehatan untuk menanggulangi efek samping vaksinasi COVID-19, yang bisa saja timbul, mulai dari ruangan tindakan, ambulans, hingga obat-obatan di seluruh faskes di daerah itu.
“Kami juga memiliki kelompok pengkajian dan penanggulangan kejadian pascavaksinasi. Mulai dari spesialis penyakit dalam, paru, hingga dokter spesialis anak, sehingga deteksi efek samping cepat dibaca dan ditindaklanjuti dengan para dokter yang kompeten di bidangnya,” katanya.
Ia meminta masyarakat yang hendak divaksinasi dapat menyertakan keterangan secara jujur. Apabila memiliki penyakit penyerta alias komorbid atau penyakit bawaan kronis, untuk disampaikan secara jelas sehingga, dokter yang bertugas dapat melakukan tindakan layak vaksin atau tidak dengan tepat.
“Dari empat tahapan vaksinasi, mulai dari registrasi, 'screening', penyuntikan lalu observasi. Dinkes Kota Tangerang selalu menugaskan seorang dokter, bukan bidan atau perawat pada meja 'screening'. Dengan itu, bisa dipastikan petugas yang bekerja sudah ditentukan atau ditempatkan sesuai kompetensi mereka masing-masing, bukan asal perintah petugas kesehatan,” ujarnya.
Dinkes setempat selalu berusaha memberikan fasilitas, sarana, dan prasarana yang terbaik untuk warga Kota Tangerang.
Ia juga mengingatkan peserta vaksin juga mengikuti aturan pelaksanaan program itu dengan baik dan benar.
“Ayo sama-sama, kita taklukkan dan bersahabat dengan virus COVID-19, dengan berbagai pencegahan yang bisa kita lakukan. Selain protokol kesehatan, juga dengan vaksinasi sesuai dengan anjuran, dan fasilitas yang sudah diberikan,” kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang dr Liza Puspadewi dalam keterangannya di Tangerang, Selasa, mengungkapkan sejak awal dan hingga saat ini, jenis vaksin yang digunakan Kota Tangerang adalah vaksin Sinovac. Jenis ini tak hanya memiliki kemanjuran atau efikasi yang cukup tinggi tetapi juga aman karena memberikan efek samping yang ringan.
Baca juga: Pemkot Tangerang siapkan vaksinasi bagi 20.000 UMKM-PKL
“Efek samping yang ditimbulkan bersifat ringan hingga sedang yaitu efek samping lokal berupa nyeri otot, pegal-pegal, dan demam. Sementara efek samping dengan derajat sedang seperti sakit kepala atau diare hanya dilaporkan nol koma sekian persen saja. Sangat kecil kasusnya terjadi di Kota Tangerang. Itu semua merupakan efek samping yang tidak berbahaya dan dapat pulih kembali,” katanya.
Dinas Kesehatan selalu mempersiapkan fasilitas kesehatan untuk menanggulangi efek samping vaksinasi COVID-19, yang bisa saja timbul, mulai dari ruangan tindakan, ambulans, hingga obat-obatan di seluruh faskes di daerah itu.
“Kami juga memiliki kelompok pengkajian dan penanggulangan kejadian pascavaksinasi. Mulai dari spesialis penyakit dalam, paru, hingga dokter spesialis anak, sehingga deteksi efek samping cepat dibaca dan ditindaklanjuti dengan para dokter yang kompeten di bidangnya,” katanya.
Ia meminta masyarakat yang hendak divaksinasi dapat menyertakan keterangan secara jujur. Apabila memiliki penyakit penyerta alias komorbid atau penyakit bawaan kronis, untuk disampaikan secara jelas sehingga, dokter yang bertugas dapat melakukan tindakan layak vaksin atau tidak dengan tepat.
“Dari empat tahapan vaksinasi, mulai dari registrasi, 'screening', penyuntikan lalu observasi. Dinkes Kota Tangerang selalu menugaskan seorang dokter, bukan bidan atau perawat pada meja 'screening'. Dengan itu, bisa dipastikan petugas yang bekerja sudah ditentukan atau ditempatkan sesuai kompetensi mereka masing-masing, bukan asal perintah petugas kesehatan,” ujarnya.
Dinkes setempat selalu berusaha memberikan fasilitas, sarana, dan prasarana yang terbaik untuk warga Kota Tangerang.
Ia juga mengingatkan peserta vaksin juga mengikuti aturan pelaksanaan program itu dengan baik dan benar.
“Ayo sama-sama, kita taklukkan dan bersahabat dengan virus COVID-19, dengan berbagai pencegahan yang bisa kita lakukan. Selain protokol kesehatan, juga dengan vaksinasi sesuai dengan anjuran, dan fasilitas yang sudah diberikan,” kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021