Manajemen PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry membagikan ribuan paket sembako kepada pengguna jasa pelabuhan dan kepada enam puluh empat porter atau buruh angkut yang biasa beraktivitas di Pelabuhan Merak, Banten. Pemberian paket sembako itu diserahkan langsung Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry, Ira Puspadewi.

Manager Corporate Social Responsibility (CSR) ASDP Indonesia Ferry Mario Oetomo ditemui di lokasi pada Minggu (9/5), menjelaskan bahwa bantuan paket sembako itu diberikan ASDP sebagai bentuk kepedulian dan tali asih dari CSR perusahaan kepada para pengguna jasa khusus nya para buruh angkut yang terdampak kebijakan  larangan mudik. 

"Hari ini kami dari ASDP membagikan paket sembako khusus untuk para porter dan pengguna jasa di Pelabuhan Merak Banten sebagai bentuk kepedulian kami. Untuk porter itu jumlahnya sebanyak 64 paket untuk 64 orang porter, dan pengguna jasa di Merak ini sebanyak 1.000 paket jadi total ada 1.064 paket yang kita bagikan. Kenapa salah satunya porter yang kami sasar, karena porter atau buruh angkut ini adalah satu dari sektor kerja yang terdampak kebijakan larangan mudik di Pelabuhan Merak, " Katanya.
Manager CSR PT ASDP Indonesia Ferry, Mario Oetomo usai mendampingi Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry Ira Puspadewi saat menyerahkan paket sembako secara simbolis kepada para pekerja buruh angkut (porter) di Pelabuhan Merak, Kota Cilegon, Banten. Minggu (9/5). (Susmiatun- Hayati)

Selain kepada para pengguna jasa dan buruh angkut di Pelabuhan Merak, PT ASDP Indonesia Ferry juga membagikan bantuan paket sembako di lima pelabuhan utama ASDP yang tersebar di Indonesia dengan total seluruhnya sebanyak 4.715 paket.

"Iya jadi selain di Merak, kami juga bagikan kepada porter dan pengguna jasa pelabuhan di lima pelabuhan utama milik ASDP," Tambah Mario.

Sementara itu salah seorang buruh angkut barang Tarsiwan, warga RT 02/RW 04 lingkungan Sukasenang, Kelurahan Tamansari, Pulomerak, Kota Cilegon yang sudah 23 tahun menjadi buruh angkut barang di Pelabuhan Merak, mengaku sangat terdampak  pandemi COVID-19 ditambah adanya  pemberlakuan larangan mudik sekarang ini. Ia pun mengaku sangat senang dengan bantuan paket sembako yang diterima. Terlebih sejak pandemi COVID-19 penghasilannya menjadi buruh angkut menurun drastis dari biasanya seratus lima puluh ribu rupiah perhari di kantongnya, kini maksimal hanya bisa mendapat tujuh puluh ribu rupiah setiap harinya. Itu pun dengan sistem shift dengan buruh angkut lainnya, dimana hanya bisa mencari upah tiga hingga empat hari dalam seminggu.

"Alhamdulillah bersyukur banget. Bisa buat istri dirumah bikin-bikin kue. Karena semenjak Corona ini kan penghasilan merosot ditambah sekarang ada larangan mudik jadi susah cari uang. Dulu masih normal bisa dapat seratus lima puluh, sekarang tujuh puluh ribu rupiah saja sudah bagus," Katanya.
 

Pewarta: Susmiatun Hayati

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021