Tangerang, (ANTARABanten) - Para sopir taksi tanpa stiker yang setiap hari beroperasi di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Kota Tangerang, Provinsi Banten, mengeluh karena sering terkena razia penertiban oleh petugas sehingga mereka kesulitan untuk mencari penumpang.

"Hampir tiap saat kami kena razia penertiban, padahal kami hanya mencari rezeki untuk menghidupkan keluarga di seputar bandara," kata Gatot (37) sopir taksi Bandara Soekarno-Hatta saat ditemui di Tangerang, Senin.

Menurut dia, sebagai sopir taksi yang tidak memiliki stiker maka dilarang mengambil penumpang di bandara, hal itu dinilainya sebagai tindakan melarang mencari rezeki.

Bahkan, kata dia, petugas juga menangkap bila kendaraan taksi tanpa stiker sengaja berhenti tatkala melepas lelah pada pelataran parkir usai mengantar penumpang.

Ia menjelaskan, para pengemudi taksi itu mayoritas adalah warga yang bermukim di sekitar bandara terbesar di Indonesia itu seperti dari Rawa Bokor, Neglasari, Batuceper maupun dari Benda.

Keluhan senada juga disampaikan sopir taksi lainnya, yakni Sumantana (41) warga Kelurahan Batuceper Tangerang, Khairul (37) penduduk Selapajang Jaya, Kecamatan Neglasari dan Saidun (41) warga Rawa Bokor, Tangerang.

Pernyataan tersebut terkait pengelola Bandara Soekarno-Hatta PT Angkasa Pura II yang menggandeng pasukan Brimob untuk menghalau para calo tiket, pedagang asongan dan petugas portir liar serta sopir taksi tanpa stiker.

Demikian pula petugas juga menangkap sopir kendaraan yang dianggap liar mencari penumpang di seputar terminal I kedatangan dalam negeri.

Akibat adanya operasi penertiban itu, maka ratusan pengemudi taksi melakukan aksi demo kepada pimpinan PT Angkasa Pura II.

Sementara itu, Deputi II PT Angkasa Pura II Mulya Abdi mengatakan, pihaknya terus menjalin komunikasi terhadap sopir taksi tanpa stiker.

"Jika taksi tanpa stiker beroperasi di bandara itu termasuk liar dan harus terkena operasi penertiban," katanya.

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2011