Persita Tangerang mulai bergerak lagi di bursa transfer dengan mendatangkan pemain bertahan asli Medan Agung Prasetyo untuk bergabung dengan skuad Pendekar Cisadane di tahun ini.

Agung berlabuh di Tangerang usai menyelesaikan kontraknya dengan klub lamanya, PSMS Medan.

Baca juga: Jose Mourinho resmi dipecat Tottenham

Kepindahannya ke Persita, kata Agung, dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Senin, sebenarnya sudah tertunda sejak sebelum Piala Menpora 2021 bergulir.

"Ya kemarin kan memang ada tawaran dari Persita sejak sebelum Piala Menpora. Cuma memang pada waktu itu saya belum bisa gabung di Piala Menpora karena situasi istri saya mau melahirkan," katanya.

Akan tetapi, komunikasi Agung dengan manajemen Persita tetap berjalan terus hingga mendapatkan kelonggaran jika memang belum bisa main pada Piala Menpora.

"Pas Liga 1, saya bisa ke sini. Jadi, saya pas istri saya selesai lahiran, saya kasih jawaban ke manajemen kalau saya siap 100 persen di Persita," ujar pemain kelahiran 22 Desember 1992 itu.

Sejak Sabtu, 17 April lalu, Agung pun sudah melakoni latihan perdana dengan tim barunya, Persita Tangerang.

Menerima tawaran bergabung ke tim yang berjuluk Pendekar Cisadane, dinilai Agung sebagai bentuk tantangan baru untuk karier sepak bolanya.

"Ditambah lagi, saya pikir Persita juga kekeluargaan, timnya kekeluargaan. Teman-teman juga banyak yang kenal. Saya suka tanya bagaimana Persita, semua jawaban bagus. Mudah-mudahan saya juga bisa bagus selama gabung di sini,” kata Agung.

Agung pun merasa terbantu untuk beradaptasi karena kembali dipertemukan dengan rekan-rekan lamanya saat berkarier di Semen Padang FC seperti Syaeful Anwar dan Irsyad Maulana.

"Sama Yogi juga pernah bareng seleksi timnas di Sawangan tahun 2015. Jadi, saya rasa tidak ada masalah adaptasi. Semua lancar-lancar saja. Insya Allah mudah-mudahan bisa memberikan kontribusi yang terbaik buat tim. Buat saya pribadi, buat tim, buat keluarga," ujarnya.

Mengenai keluarga, selama berkarier di Persita mengharuskan Agung pun terpaksa jauh dari anak dan istrinya di kota Medan, namun dinilainya sebagai resiko dari pekerjaan dan profesinya.

"Berat memang tapi harus dijalani. Ya gimana, ini demi masa depan kan? Enggak apa-apa. Insya Allah kalau lama-lama kan terbiasa," tutupnya.
 

Pewarta: Zuhdiar Laeis

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021