Lebak, (ANTARABanten) - Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat  Mandiri Perdesaan  di "kota kekerabatan" Kecamata Maja, Kabupaten Lebak, Banten, ternyata mendorong ekonomi pedagang asongan melalui bantuan penguatan modal simpan pinjam perempuan.
    
"Saat ini ekonomi keluarga pedagang asongan meningkat dan dipastikan angka kemiskinan menurun," kata Camat Maja, Kabupaten Lebak Rully Edward.
    
Rully mengatakan, selama ini pedagang asongan yang dilakukan kaum perempuan di wilayah Kecamatan Maja mengalami kemajuan pesat dan dapat menumbuhkan perekonomian masyarakat.
    
Pedagang asongan terlihat setiap pagi memadati Stasiun Maja untuk naik kereta api jurusan Jakarta dengan jarak tempuh 70 kilometer atau selama 1,5 jam.
    
Sebagian besar mereka berjualan keliling di sekitar Tanahabang, Kebayoran, Angke, dan Palmerah.
    
Sedangkan, pedagang lainya memilih Kota Rangkasbitung dan Merak.
    
"Saya prediksikan keuntungan pedagang asongan antara Rp30 ribu hingga  Rp50 ribu/hari," katanya.
    
Menurut dia, perguliran simpan pinjam perempuan (SPP) yang dikelola oleh Unit Pelaksana Kegiatan (UPK) kecamatan tidak ada masalah dan partisipasi pengembalian sangat tinggi.
    
Bahkan, pengembalian perguliran SPP mencapai Rp97 juta dari ratusan pedagang asongan.
    
"Dengan meningkatnya tingkat pengembalian tentu dana simpan pinjam itu bisa digulirkan kepada kelompok usaha lainya," ujarnya.
    
Ia menjelaskan, pihaknya merasa terbantu dengan PNPM-MP melalui SPP dapat meningkatkan ekonomi warga.
    
Selain itu juga akses sarana angkutan yang menghubungkan antardesa berjalan lancar dan hampir semua sudah beraspal.
    
Dari 14 desa yang ada di Kecamatan Maja dengan penduduk 53.343 jiwa atau 13.100 kepala keluarga kemungkinan jumlah angka kemiskinan menurun dibandingkan tiga tahun lalu.
    
"Saat ini kami hanya memiliki data warga miskin 5.448 dari 13.100 KK," katanya.
    
Eti (45), seorang pedagang asongan warga Kecamatan Maja mengaku dirinya merasa terbantu setelah mendapat pinjaman SPP dan kini usahanya berkembang serta bisa menghidupi keluarga.
    
Selain itu, pengembalian pinjaman relatif kecil karena setahun hanya dikenakan bunga 20 persen dari total pinjaman modal.
    
"Saya mendapat pinjaman modal Rp500 ribu dan setahun mengembalikan Rp600 ribu," jelasnya.
    
Sementara itu, Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan Keluarga Berencana Masyarakat Pemerintahan Desa, Kabupaten Lebak, Adjibulwhatoni mengaku saat ini usaha-usaha yang dilakukan kaum perempuan mengalami kemajuan pesat dan dapat menumbuhkan perekonomian masyarakat.
    
Pemerintah Kabupaten Lebak pada 2008 memperoleh bantuan SPP dari PNPM-MP sebesar Rp4,3 miliar untuk 445 kelompok usaha kecil.
    
Dari Rp4,3 miliar tersebut, pada 2009 meningkat menjadi Rp9 miliar dengan jumlah 1.080 kelompok usaha.
    
"Saya kira optimistis perguliran dana SPP dapat mendorong ekonomi pelaku usaha kecil dan dipastikan perguliran 2011 terus meningkat.
    
Selama ini saya belum menerima laporan dari UPK masing-masing kecamatan," ujarnya.***5***

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2011