Lebak, (ANTARABanten) - Bantuan operasional kesehatan yang digulirkan pemerintah diharapkan dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi sehingga meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Lebak, Banten.

 "Kami minta petugas medis di Puskesmas dapat bekerja keras dengan bantuan operasional kesehatan (BOK)," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak H Maman Sukirman di Rangkasbitung.

Ia mengatakan, pemerintah menargetkan penurunan angka kematian ibu dari 26,9 persen menjadi 26 persen per 1.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi berkurang dari 248 menjadi 206 per 100.000 kelahiran yang dicapai pada  2009.

Karena itu, kata dia, diharapkan petugas medis bisa menurunkan angka kematian ibu dan bayi melalui peningkatan pelayanan kesehatan.

Selain itu juga melakukan promosi kesehatan kepada ibu-ibu hamil agar mereka tidak melakukan persalinan di paraji atau dukun beranak.

Selama ini, masyarakat khususnya ibu hamil di pelosok-pelosok desa masih ditangani dukun beranak, meskipun risiko kematian cukup tinggi.

"Saya minta dana BOK bisa digunakan untuk meningkatkan  kesehatan masyarakat yang pada akhirnya dapat mengurangi kematian ibu dan bayi," ujarnya.

Dia mengatakan, pemerintah Kabupaten Lebak pada 2011 memperoleh dana BOK sebesar Rp3 miliar untuk menunjang pelayanan kesehatan.

Penggunaan BOK tersebut  menitikberatkan pada aspek preventif (pencegahan) dan promotif (promosi) kesehatan melalui petugas pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas).

Selain itu juga pencapaian hidup dalam lingkungan yang sehat dan mempraktikan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

Petugas Puskesmas harus melakukan pemantauan di wilayah setempat untuk gizi, kesehatan ibu dan bayi, imunisasi, rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat. 

Selain itu penanganan penyakit DBD, HIV/AIDS, tuberkulosis, dan kesehatan lingkungan, promosi kesehatan, pencegahan penyakit dan pembinaan kesehatan berbasis masyarakat.

"Semua kegiatan itu sudah terencana dan menghasilkan kinerja yang baik untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat," katanya.

Kepala Puskesmas Bojongmanik H Madnur Taufik mengatakan,  pelayanan Puskesmas ditingkatkan setelah menerima dana BOK sebesar Rp64 juta.

Dana BOK itu digunakan untuk penanganan gizi buruk, perbaikan kesehatan ibu dan balita, pemantauan minum obat dan kunjungan kepala keluarga yang rawan penyakit, di antaranya tuberkulosis.

Selain itu juga menyelenggarakan mini lokakarya dengan instansi lain, kader posyandu dan masyarakat.

"Saya kira kegiatan ini tentu secara makro bisa menurunkan kematian ibu dan bayi, prevalensi gizi buruk, dan meningkatkan usia harapan hidup," katanya.

Sementara itu, Kepala Puskesmas Leuwidamar H Kumajaya mengatakan, dirinya merasa terbantu dengan menerima dana BOK sebesar Rp45 juta dari pemerintah.

Dana BOK tersebut untuk melaksanakan kegiatan penyuluhan promosi kesehatan juga meningkatkan PHBS di sekolah-sekolah serta  pemberian makanan tambahan bagi balita penderita gizi buruk.

Selain itu juga melakukan pencegahan dengan melaksanakan kebersihan lingkungan dan pemberian imunisasi.

"Saya yakin dengan dana BOK dipastikan derajat kesehatan masyarakat meningkat," ujarnya.***4***

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2011