Serang (ANTARABanten) - Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Banten Eutik Suarta mengatakan jumlah angkatan kerja yang terdaftar di Provinsi Banten tidak semuanya pencari kerja asal Banten, tetapi banyak dari luar daerah seperti DKI Jakarta, Jawa Barat atau dari Sumatera.
"Dari 178.924 orang murid SMA yang sekolah di Banten pada ajaran 2009/2010, namun angkatan kerja yang terdaftar khusus yang tamatan SMA di kantor Disnaker tercatat 255.788 orang, artinya 42,9 persen merupakan para tamatan SMA dari luar Banten," kata Eutik Suarta di Serang, Rabu.
Kondisi yang sama juga terjadi pada angkatan kerja baru dengan tingkat pendidikan diploma/universitas yang mencapai 184.320 orang, padahal jumlah mahasiswa di Banten hanya sekitar 33 ribu orang pertahun, kata Eutik.
Ia menjelaskan, data tersebut menunjukkan Banten menjadi salah satu tujuan pencari kerja dari provinsi lain, dan wajar pula jika pertambahan angkatan kerja baru di Banten sangat tinggi, bahkan melebihi DKI Jakarta dan Jawa Timur, dan sedikit di bawah Jawa Barat.
Periode Februari 2010-Februari 2011, angkatan kerja baru di DKI Jakarta hanya bertambah 263,5 ribu orang, Jawa Timur bertambah 638 ribuan, sedangkan Jawa Barat bertambah 941.134 orang. Banten sendiri berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) setempat tercatat 722.138 orang angkatan kerja baru.
Mengatasi jumlah angkatan kerja sebanyak itu, Eutik mengatakan, Banten mampu menghasilkan kesempatan kerja baru cukup tinggi, yaitu rata-rata setiap tahun mencapai 192.127 orang, hanya saja karena pertambahan angkatan kerja baru yang cukup tinggi pula maka kesempatan kerja yang terjadi kurang mampu mengurangi jumlah pengangguran.
Eutik mengatakan, Banten merupakan provinsi yang cukup menjanjikan untuk mendapatkan lapangan pekerjaan baru karena perkembangan investasinya yang juga menjanjikan hingga tahun mendatang, seperti pembukaan sektor industri, perdagangan dan jasa.
Selama ini Banten termasuk daerah tujuan investor, baik Penanaman Modal Asing (PMA) maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), bahkan Banten menempati posisi keempat dari sisi besaran nilai PMA dan PMDN yang ditanamkan, sehingga menjadi peluang penciptaan kesempatan kerja baru, walaupun mungkin yang menikmati tidak hanya pekerja Banten, katanya.
Berbagai proyek besar dengan nilai investasi triliunan rupiah akan dilaksanakan di Banten, seperti rencana pembangunan Waduk Sindang Heula dan Waduk Karian yang masing-masing akan menelan biaya sekitar Rp231,3 miliar dan Rp1,2 triliun, kata Eutik.
"Kedua waduk ini jelas akan membutuhkan pekerja yang tidak sedikit, dan ini peluang kesempatan kerja baru bagi penduduk Banten," ujarnya.
Waduk Karian itu nantinya akan mampu mengairi sawah ribuan hektare yang juga menjadi peluang bagi kesempatan kerja baru di sektor pertanian.
Menurut Eutik, masih banyak lagi peluang kesempatan kerja baru seperti kerja sama PT Krakatau Steel dengan Posco dalam membangun pabrik baja senilai 2,84 miliar dolar AS dan rencana pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS) yang akan menelan biaya ratusan triliun rupiah.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2011
"Dari 178.924 orang murid SMA yang sekolah di Banten pada ajaran 2009/2010, namun angkatan kerja yang terdaftar khusus yang tamatan SMA di kantor Disnaker tercatat 255.788 orang, artinya 42,9 persen merupakan para tamatan SMA dari luar Banten," kata Eutik Suarta di Serang, Rabu.
Kondisi yang sama juga terjadi pada angkatan kerja baru dengan tingkat pendidikan diploma/universitas yang mencapai 184.320 orang, padahal jumlah mahasiswa di Banten hanya sekitar 33 ribu orang pertahun, kata Eutik.
Ia menjelaskan, data tersebut menunjukkan Banten menjadi salah satu tujuan pencari kerja dari provinsi lain, dan wajar pula jika pertambahan angkatan kerja baru di Banten sangat tinggi, bahkan melebihi DKI Jakarta dan Jawa Timur, dan sedikit di bawah Jawa Barat.
Periode Februari 2010-Februari 2011, angkatan kerja baru di DKI Jakarta hanya bertambah 263,5 ribu orang, Jawa Timur bertambah 638 ribuan, sedangkan Jawa Barat bertambah 941.134 orang. Banten sendiri berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) setempat tercatat 722.138 orang angkatan kerja baru.
Mengatasi jumlah angkatan kerja sebanyak itu, Eutik mengatakan, Banten mampu menghasilkan kesempatan kerja baru cukup tinggi, yaitu rata-rata setiap tahun mencapai 192.127 orang, hanya saja karena pertambahan angkatan kerja baru yang cukup tinggi pula maka kesempatan kerja yang terjadi kurang mampu mengurangi jumlah pengangguran.
Eutik mengatakan, Banten merupakan provinsi yang cukup menjanjikan untuk mendapatkan lapangan pekerjaan baru karena perkembangan investasinya yang juga menjanjikan hingga tahun mendatang, seperti pembukaan sektor industri, perdagangan dan jasa.
Selama ini Banten termasuk daerah tujuan investor, baik Penanaman Modal Asing (PMA) maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), bahkan Banten menempati posisi keempat dari sisi besaran nilai PMA dan PMDN yang ditanamkan, sehingga menjadi peluang penciptaan kesempatan kerja baru, walaupun mungkin yang menikmati tidak hanya pekerja Banten, katanya.
Berbagai proyek besar dengan nilai investasi triliunan rupiah akan dilaksanakan di Banten, seperti rencana pembangunan Waduk Sindang Heula dan Waduk Karian yang masing-masing akan menelan biaya sekitar Rp231,3 miliar dan Rp1,2 triliun, kata Eutik.
"Kedua waduk ini jelas akan membutuhkan pekerja yang tidak sedikit, dan ini peluang kesempatan kerja baru bagi penduduk Banten," ujarnya.
Waduk Karian itu nantinya akan mampu mengairi sawah ribuan hektare yang juga menjadi peluang bagi kesempatan kerja baru di sektor pertanian.
Menurut Eutik, masih banyak lagi peluang kesempatan kerja baru seperti kerja sama PT Krakatau Steel dengan Posco dalam membangun pabrik baja senilai 2,84 miliar dolar AS dan rencana pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS) yang akan menelan biaya ratusan triliun rupiah.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2011