Serang (ANTARABanten) - Sebanyak 30 orang anak jalanan Kota Serang diberikan pelatihan perbengkelan dan cuci 'steam' sepeda motor di Dinas Sosoial Banten sebagai salah satu upaya penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial di Banten, khususnya di Kota Serang.
"Setelah mereka dibekali pelatihan, mereka akan diserahkan ke Wali Kota Serang untuk dibukakan usaha sendiri dengan bantuan modal dan peralatan," kata Kepala Dinas Sosial Provinsi Banten Nandi Mulya di Serang, Sabtu.
Ia mengatakan, sebanyak 30 anak jalanan tersebut berasal dari empat kecamatan yang rawan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) di antaranya berada di Kecamatan Serang sendiri sebagai ibu Kota Provinsi Banten.
Setiap kabupaten/kota di Banten memiliki program unggulan tersendiri dalam upaya penanganan masalah kesejahteraan sosial tersebut seperti di Kota Serang yang menangani masalah anak jalanan.
"Program yang akan dijalankan sesuai usulan dari kabupaten/kota masing-masing tergantung jenis masalah yang ada di daerah tersebut yang menjadi prioritas," kata Nandi.
Menurutnya, seperti di Kabupaten Tangerang dalam bentuk Kelompok usaha bersama (Kube) bekerja sama dengan PT Angkasa Pura II yang diberikan bagi wanita mantan pekerja seks komersial (PSK) yang ada di daerah tersebut. Sedangkan di Kota Tangerang dalam program penanganan anak jalanan, Kota Tangerang Selatan dalam bentuk kelompok usaha bersama dan Kota Cilegon.
Sementara untuk tiga daerah lainnya yakni Kabupaten Pandeglang, Lebak dan Kabupaten Serang yang menjadi unggulan dalam program penanganan PMKS tersebut melalui progran keluarga harapan (PKH).
"Secara umum masalah PMKS di Banten paling dominan masalah keluarga miskin yang jumlahnya lebih dari 600 ribu lebih rumah tangga. Sebanyak 100 ribu rumah tangga diantaranya termasuk sangat miskin," kata Nandi Mulya.
Dinas Sosial Provinsi Banten juga memberikan pendidikan dan pelatihan keterampilan 20 wanita korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dari sejumlah daerah di Provinsi Banten.
"Mereka diberikan keterampilan menjahit, tata rias dan keterampilan lain sesuai dengan kemampuannya selama satu bulan," kata Nandi Mulya.
Ia mengatakan, 20 orang wanita yang menjadi korban tindakan kekerasan dalam rumah tangga tesebut berasal dari Tangerang, Serang, Pandeglang dan Lebak. Mereka dibekali pelatihan menjahit, tata rias, membuat kue dan makanan serta keterampilan lain sesuai dengan potensinya, sebelum mereka dikembalikan ke kampungnya masing-masing untuk membuka usaha sendiri.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2011