Lebak (ANTARABanten) - Menteri Pertanian Suswono mengatakan impor beras asal Vietnam dilakukan karena dalam kondisi darurat setelah Perum Bulog tidak bisa maksimal menyerap gabah pada musim panen 2010.

"Kami targetkan Perum Bulog harus menyerap tiga juta ton beras dari dalam negeri sendiri," kata Suswono di Kabupaten Lebak, Sabtu.

Ia mengatakan, impor beras dilakukan karena dalam kondisi darurat karena produksi pangan 2010 tidak terserap maksimal oleh Perum Bulog.

Pengiriman beras bagi orang miskin saja per bulan mencapai 260 ribu ton, bahkan banyak juga warga mampu mengaku miskin untuk mendapat jatah raskin.

Sementara persediaan raskin tidak bisa didatangkan dari dalam negeri, sehingga sebagian terpaksa impor. "Saya kira jumlah beras impor itu relatif kecil yakni hanya dua persen dan tidak berdampak terhadap petani," katanya.

Ia juga mengatakan, dipastikan musim panen raya akan terjadi antara Maret-April 2011, meski saat ini sebagian daerah sudah musim panen.

Diharapkan Perum Bulog jangan sampai mengulangi lagi ketidakmaksimalan dalam penyerapan seperti yang terjadi pada musim panen 2010, karena alasan kualitas dan harga pembelian pemerintah (HPP).

Dengan begitu, pihaknya akan mengeluarkan Peraturan Menteri Pertanian untuk mengatur soal kualitas gabah dan HPP sehingga Perum Bulog lebih fleksibel untuk menyerap gabah petani.

Pengalaman 2010, kata mentan, Perum Bulog tidak berani menyerap gabah karena kualitas rendah dan juga harganya di atas HPP. "Saya kira dengan adanya Peraturan Menteri Pertanian dipastikan Perum Bulog akan menampung gabah petani meski harga di atas HPP," katanya.

Sementara itu, Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Lebak H Oong Syahroni mengatakan pihaknya mendesak Kementerian Pertanian segera mengeluarkan tarif baru HPP karena saat ini petani mengeluh harga gabah anjlok, terlebih adanya beras impor.

"Dengan HPP baru diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan petani padi sawah," ujarnya.

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2011