Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Jhonny G. Plate mengatakan seluruh instansi pemerintah dan swasta untuk mengoptimalkan pemanfaatan digital selama pandemi COVID-19.

"Hal ini sebagai upaya untuk mendorong ekonomi digital selama pandemi COVID-19," kata Jhonny dalam sambutannya pada ajang Top Digital Award 2020 yang siaran persnya diterima, Rabu.

Menurut dia, kegiatan "Top Digital Awards 2020" juga sejalan dengan komitmen dan upaya pemerintah untuk mengakselerasi transformasi digital di Tanah Air sekaligus sebagai kesiapan dalam memasuki era industri keempat (Industri 4.0).

Pemerintah berkomitmen untuk terus meningkatkan akselerasi transformasi digital, di antaranya melalui peningkatan infrastruktur digital, terutama sarana prasarana telekomunikasi dan internet, termasuk di daerah 3T. 

Hal ini juga sejalan dengan upaya pemerintah untuk terus mendorong pengembangan ekonomi digital yang tahun 2021 diperkirakan mencapai Rp337 triliun atau naik 33% dari tahun 2020 yang berdasarkan riset Bank Indonesia (BI) selama 2020 nilai ekonomi digital mencapai Rp253 triliun, ujarnya.

Ajang Top Digital Awards 2020 berlangsung di Ballroom, Rafles Hotel dihadiri pimpinan kementerian dan lembaga, gubernur, wali kota, bupati, CEO serta IT Manager dari berbagai perusahaan hadir dalam acara ini untuk menerima penghargaan. 

Sejumlah instansi dan perusahaan meraih penghargaan bergengsi (bintang), di antaranya Bank Tabungan Negara, Bank Syariah Mandiri (BSM), Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan) RI, Bank Jatim, Kabupaten Pasuruan- Jawa Timur, PT Jakarta Propertindo (Perseroda), Pemprov DKI Jakarta, PT Hakaaston, PT Pertamina (Persero), PT Petro Kimia Gresik, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, PT Telkomsel, Fortinet, PT Taspen, PT Wijaya Karya (Wika), PT Telkomsigma, PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom),Tbk, Pemerintah Kota Tangerang Provinsi Banten, Badan Standardisasi Nasional (BSN), BCA, Kementerian Sosial (Kemensos) RI, PT Pegadaian, PT Jasa Raharja, PT Sasa Inti, PDAM Intan Banjar-Kalimantan Selatan, dan lain-lain.

Di tengah pandemi COVId-19, digitalisasi dan penggunaan internet meningkat pesat di kalangan masyarakat sebagai solusi untuk menunjang aktivitas mereka agar bisa tetap produktif di tengah keterbatasan akibat pandemi ini. Mulai aktivitas belanja melalui e-commerce atau toko online, bekerja - Work From Home (WFH), virtual meeting, dan aktivitas lali melalui perangkat digital. 

Memasuki era kenormalan baru (the new normal era), pemerintah juga mendorong akselarasi transformasi digital di berbagai kalangan, organisasi dan institusi sebagai solusi di era adaptasi kehidupan baru ini untuk mendukung berbagai layanan masyarakat. 

Tren meningkatnya transformasi digital saat ini, mendorong PT Madani Solusi Internasional (MSI), sebagai penerbit Majalah It Works dan pengelola portal berita itworkd.id untuk menyelenggarakan "Top Digital Awards 2020" yang merupakan penyempurnaan kegiatan award Top TI dan Telco sebelumnya yang sudah diselenggarakan setiap tahun sejak tahun 2014 dan menjadi Top Digital Awards sejak tahun lalu.

Dalam laporannya, Prof. Dr-Ing. Ir. Kalamullah Ramli, M.Eng., atau yang akrab dipanggil Prof. Muli, Ketua Dewan Juri Top Digital Awards 2020 mengatakan, kegiatan Top Digital Awards 2020 ini diselenggarakan bekerjasama dengan sejumlah asosiasi di bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dan konsultan TI independen. Kegiatan ini merupakan rating atau penilaian tahunan untuk memberikan penghargaan kepada perusahaan, organisasi atau institusi yang dinilai berhasil dalam hal inovasi, implementasi IT dan Telco atau teknologi digital, baik di sistem menajemen maupun dalam kaitan layanan pelanggan atau masyarakat. 

Metode penilaian Top Digital Awards 2020 menggunakan 3 metode, yakni melalui kuesioner & wawancara penjurian, rekomendasi user atau masyarakat, serta melalui market research. 

Tahun ini mengusung tema "Top Digital Innovation & Implementation in New Normal". Artinya, dengan terus melakukan inovasi dan transformasi digital, diharapkan bisa menjadi solusi sekaligus peningkatan daya saing (competitiveness) di era adaptasi kenormalan baru ini (the new normal era). 

M. Lutfi Handayani, MM., MBA, Ketua Penyelenggara Top Digital Awards 2020 sekaligus Pemimpin Redaksi Majalah ItWorks dan portal berita itworks.id menjelaskan bahwa kegiatan ini bukan sekedar ajang penghargaan semata, namun ada aspek pembelajarannya bagi peserta. 

"Saat mengikuti tahapan wawancara penjurian, dimana peserta melakukan presentasi dan tanya jawab di hadapan dewan juri, ada sesi nilai tambah. Dalam sesi ini, Dewan Juri memberikan masukan dan saran/rekomendasi kepada para peserta, tentang pengembangan solusi TI dan transformasi digital yang perlu mereka lakukan ke depan," tambah M. Lutfi Handayani.

"Saran dan masukan yang diberikan meliputi tata kelola TI, infrastruktur TI untuk mendukung teknologi digital, dan implementasi TI dan teknologi digital dalam bentuk solusi atau aplikasi, termasuk di era kenormalan baru ini" jelasnya.

Top Digital Awards merupakan penghargaan bidang TI Telco/ Teknologi Digital yang terbesar di Indonesia. Kegiatan penilaian melibatkan lebih dari 800 perusahaan dan instansi pemerintahan. Kemudian, berdasarkan rekomendasi para pakar, konsultan, dan asosiasi  TI Telco ditetapkan 200 finalis/ kandidat pemenang. 

Kemudian, para finalis diminta untuk mengisi kuesioner tentang keberhasilan implementasi dan pemanfaatan teknologi digitalnya, dan diundang untuk mengikuti Wawancara Penjurian. Dari 200 Finalis, sebanyak 160 Finalis yang mengikuti tahapan penilaian secara lengkap, termasuk mengikuti Wawancara Penjurian yang dilakukan melalui video conference (vidcon) yang berasal dari berbagai perusahaan, institusi, termasuk Kementerian, Lembaga pemerintah. Jumlah peserta yang menjadi Finalis atas inovasi digital tahun ini terjadi peningkatan sebesar 25% dari tahun lalu yang saat itu sebanyak 128 Finalis

Selama proses penilaian dan penjurian, dewan Juri mengidentifikasi beberapa temuan penting dan merumuskan solusi strategisnya. 

Prof. Muli menyampaikan sejumlah temuan penting terkait implementasi TI dan transformasi digital yang diperoleh dewan juri dari para peserta ajang ini yakni salah satunya soal    IT Security.

Di banyak perusahaan dan organsiasi, IT Security sudah mulai menjadi perhatian yang lebih serius dari tahun sebelumnya. Hal ini tidak terlepas adanya tren peningkatan serangan siber yang cenderung meningkat di tengah pandemi COVID-19.  Bagaimana pun ancaman serangan terhadap keamanan sistem IT harus diwaspadai. Jangan sampai aktivitas operasional terganggu atau bahkan berhenti, karena sistem keamanan IT yang masih lemah. 

Kemudian yang juga disorot soal data center. Selama proses penjurian, tercatat sebagian peserta masih fokus pada pengembangan aplikasi dan hanya menyediakan Server Room. Belum semuanya didukung Data Center. Padahal, di era digital ini, kebutuhan Data Center, mutlak diperlukan. Apalagi jika sudah masuk ke sistem industri 4.0, tentu Big Data dan Data Analytic, akan memerlukan Data Center yang handal.

Catatan juga diberikan terhadap program kota Pintar (smart city)  yang merupakan program bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian PUPR, Bappenas dan Kantor Staf Kepresidenan yang mulai diimplementasikan sejak tahun 2017, sudah berkembang lebih dinamis, seiring dengan perkembangan infrastruktur internet di setiap kota dan kabupaten. 

Meski demikian, pekerjaan pemerintah masih banyak untuk mendukung akselerasi smart city.  Dalam kaitan ini, juga perlu adanya kolaborasi, antar pemerintah daerah untuk bergerak bersama menuju terwujudnya kota pintar melalui sharing dalam hal pengembangan aplikasi bersama untuk meningkatkan layanan masyarakat, sekaligus meningkatkan daya saing perekonomian di Tanah Air. Hal ini sejalan dengan tujuan dalam menyusun Masterplan Smart City, terutama untuk lebih memaksimalkan pemanfaatan teknologi, baik dalam kaitan layanan masyarakat maupun mengakselerasikan potensi yang ada di masing-masing daerah.

Masalah sinkronisasi dan integrasi juga digarisbawahi. Pentingnya sinkronisasi dan integrasi aplikasi yang digunakan oleh Pemerintahan Pusat (Kementerian dan Lembaga), dengan aplikasi yang digunakan oleh dinas-dinas di pemerintahan daerah. Kebijakan "satu data", memang sudah tepat, namun implementasinya masih terkendala banyak hal. Perlu ada kebijakan yang "memaksa" berjalannya kebijakan "satu data".

Begitu juga dengan integrasi IT di perusahaan induk dengan anak perusahaan di perusahaan holding, belum semuanya terintegrasi dengan baik, walaupun proses integrasi terus dilakukan.

Catatan selanjutnya soal sinergi dan kolaborasi. Terdapat kecenderungan masing-masing instansi mengembangkan sendiri aplikasi dan solusi digitalnya. Oleh karenanya, sering terjadi permasalahan ketika dilakukan integrasi dari banyak solusi. Sebenarnya, keunggulan solusi digital di salah satu instansi, dapat diduplikasi diinstansi lainnya, sehingga meminimalkan biaya investasi pengembangan solusi digitalnya.
  
Soal rating kepuasan pengguna solusi. Sebagian peserta, masih belum memberikan fasilitas penilaian atas solusi/aplikasi yang digunakan. Jika masing-masing pengguna solusi/layanan, selalu diberikan opsi pemberian rating nilai atas sebuah layanan, seperti kepuasan Bintang 5 atau 1, maka unit terkait akan terpacu untuk terus meningkatkan layanannya. Jadi, penggunaan Aplikasi/Solusi Digital akan menigkatkan budaya layanan yang lebih baik.

Kemudian juga soal budaya digital. Dalam hal ini penting dilakukan upaya untuk membangun budaya digital (digital culture), baik di kalangan perusahaan atau institusi. Dengan demikian aplikasi dan solusi digital yang dibangun bisa dimanfaatkan secara optimal dan bisa memberikan kemanfaatan secara luas bagi masyarakat.

Kategori Penghargaan Level Star 5-1. Salah satu hal yang membedakan dalam penyelenggaraan tahun ini adalah adanya tingkat bintang dari ketegori penghargaan yang diberikan. Ada beberapa kriteria yang digunakan, untuk menentukan pemenang masuk di level Bintang 5-1. 

Pertama, apakah Tata kelola TI (Kebijakan, Organisasi, Penerapan sistem dan prosedur) sudah baik dan sudah dijalankan secara konsisten, dengan perbaikan yang berkesinambungan. 

Kedua, Apakah implementasi teknologi digitalnya sudah berhasil dan penggunaannya terpadu di semua divisi/unit kerja serta berdampak terhadap kinerja, daya saing, dan layanan pelanggan/masyarakat. 

Kemudian yang ketiga, apakah Infrastruktur pendukung teknologi digital tersedia sesuai dengan kebutuhan saat ini dan dapat dikembangkan terus untuk kebutuhan di masa mendatang.

Dan keempat, sejauh mana implementasi TI/teknologi digitalnya, layak direkomendasikan kepada perusahaan/ instansi lain.

 

Pewarta: Ganet Dirgantoro

Editor : Ridwan Chaidir


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020