Para ahli dari Uni Eropa (EU) dan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) saling berbagi praktik terbaik dalam kebijakan, juga mengidentifikasi kesempatan lebih jauh untuk kerja sama terkait vaksin COVID-19 melalui forum dialog.
Dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu, dikatakan bahwa kedua organisasi tingkat regional tersebut memiliki tujuan bersama dalam mencapai upaya multilateral untuk memastikan vaksin COVID-19 dapat diakses dan terjangkau, serta aman dan efektif bagi semua pihak.
Baca juga: 1,2 juta vaksin saat ini diprioritaskan untuk tenaga medis
Kepentingan bersama itu ditegaskan dalam Pertemuan Tingkat Menteri ASEAN-EU yang ke-23 pada 1 Desember lalu. Saat itu, para pihak yang terlibat berjanji untuk melanjutkan dukungan atas multilateralisme vaksin dan penyediaan vaksin COVID-19 sebagai barang publik global.
“Dialog melalui webinar terkait vaksin ini memperdalam dan memfasilitasi inovasi dalam kerja sama kesehatan antara ASEAN dan EU, dan membangun hubungan yang lebih kuat dalam pertukaran kebijakan menuju vaksin COVID-19 yang dapat diakses, terjangkau, serta aman dan efektif,” kata Wakil Sekretaris Jenderal ASEAN untuk Komunitas Sosial dan Budaya, Kung Phoak.
Forum dialog tersebut menyediakan ruang bagi para praktisi kebijakan dan ahli medis dari masing-masing kawasan untuk membahas dan memperdebatkan strategi dan aspek praktikal dari otorisasi, produksi, dan distribusi vaksin di dua panel terpisah.
Menurut Khung Poak, ASEAN dan EU telah bekerja sama dalam pencegahan, deteksi, dan respons terhadap virus corona di berbagai level dan melalui berbagai jalur pemangku kepentingan.
Terkait komitmen untuk memastikan aksesibilitas vaksin, Uni Eropa telah memberikan kontribusi sebesar 500 juta euro (sekitar Rp8,5 triliun) dalam bentuk bantuan dan pinjaman terjamin untuk mendukung Fasilitas COVAX.
Fasilitas tersebut bertujuan untuk mempercepat pengembangan dan produksi vaksin COVID-19 serta memastikan akses merata bagi semua negara di dunia.
Kerja sama vaksin antara kedua organisasi kawasan itu dibentuk usai bantuan ekstensif ke Asia Tenggara yang disediakan oleh EU, khususnya paket “Tim Eropa” senilai 800 juta euro (sekitar Rp13,6 triliun) guna mengurangi dampak COVID-19 di ASEAN.
Pekan lalu, EU mengumumkan program dukungan senilai 20 juta euro (sekitar Rp341,9 miliar) terkait “Respons dan Kesiapsiagaan Pandemi Kesehatan Asia Tenggara”.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020