Tangerang (ANTARABanten) - Pengurus Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Kota Tangerang Provinsi Banten, mengusulkan kenaikan upah minimum kota (UMK) 2011 sebesar 16 persen, sesuai kebutuhan hidup layak bagi buruh di daerah itu.
"Kami sudah mengajukan usulan kenaikan UMK itu pada Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah, melalui Wali Kota Tangerang Wahidih Halim," kata Ketua Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Kota Tangerang Yusuf Makatika di Tangerang, Kamis.
Menurut dia, usulan kenaikan UMK sebesar 16 persen cukup wajar karena telah disesuaikan dengan harga keburuhan pokok di wilayah ini.
"Saya kira wajar untuk UMK 2011 naik 16 persen dibandingkan 2010, karena telah sesuai dengan tingkat kebutuhan buruh, jadi kita berharap gubernur bisa menyetujuinya," katanya.
Dia menyebutkan sebelumnya UMK Kota Tangerang sebesar Rp1,130 juta maka setelah dikaji secara mendalam, disekapati naik menjadi Rp1,319 juta.
"Dasar dari kenaikan UMK tersebut yakni hasil survei pasar terhadap harga kebutuhan pokok yang diperlukan bagi pekerja," kata Yusuf.
Kanikan UMK, lanjut dia, juga atas pertimbangan inplasi serta banyaknya usulan dari buruh agar ada kanikan UMK pada 2011 dibandingkan 2010.
Dalam perhitungan buruh, selisih UMK yang diusulkan itu hanya sebesar Rp185 ribu dan tidak berlebihan, karena berbagai harga kebutuhan pokok maupun sandang juga mengalami kenaikan.
Sedangkan UMK yang diusulkan tersebut akan berlaku mulai awal Januari 2011 dan dapat dinikmati para buruh lainnya yang bukan anggota SPSI.
SPSI Kota Tangerang, memiliki anggota sekitar 200 ribu pekerja dan lebih dari 150 Serikat Pekerja (SP) yang ada pada ribuan pabrik di daerah ini.
Beberapa buruh, ketika dikonfirmasi menilai usulan kenaikan UMK itu dianggap wajar dan masuk akal sesuai hasil penelitian mengenai harga di pasar setempat.
"Sangat wajar sekali, karena buruh di Kota Tangerang hampir sama besarnya mengeluarkan uang untuk membeli kebutuhan pokok dengan pekerja di DKI Jakarta," kata Mas Kimron (32) pekerja pabrik PT Sa di kawasan Jatake Tangerang.
Pendapat senada juga disampaikan Minawati (25), buruh PT Mu di Kecamatan Benda dan Rina (23) buruh pakaian jadi di jalan Imam Bonjol, Karawaci.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2010
"Kami sudah mengajukan usulan kenaikan UMK itu pada Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah, melalui Wali Kota Tangerang Wahidih Halim," kata Ketua Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Kota Tangerang Yusuf Makatika di Tangerang, Kamis.
Menurut dia, usulan kenaikan UMK sebesar 16 persen cukup wajar karena telah disesuaikan dengan harga keburuhan pokok di wilayah ini.
"Saya kira wajar untuk UMK 2011 naik 16 persen dibandingkan 2010, karena telah sesuai dengan tingkat kebutuhan buruh, jadi kita berharap gubernur bisa menyetujuinya," katanya.
Dia menyebutkan sebelumnya UMK Kota Tangerang sebesar Rp1,130 juta maka setelah dikaji secara mendalam, disekapati naik menjadi Rp1,319 juta.
"Dasar dari kenaikan UMK tersebut yakni hasil survei pasar terhadap harga kebutuhan pokok yang diperlukan bagi pekerja," kata Yusuf.
Kanikan UMK, lanjut dia, juga atas pertimbangan inplasi serta banyaknya usulan dari buruh agar ada kanikan UMK pada 2011 dibandingkan 2010.
Dalam perhitungan buruh, selisih UMK yang diusulkan itu hanya sebesar Rp185 ribu dan tidak berlebihan, karena berbagai harga kebutuhan pokok maupun sandang juga mengalami kenaikan.
Sedangkan UMK yang diusulkan tersebut akan berlaku mulai awal Januari 2011 dan dapat dinikmati para buruh lainnya yang bukan anggota SPSI.
SPSI Kota Tangerang, memiliki anggota sekitar 200 ribu pekerja dan lebih dari 150 Serikat Pekerja (SP) yang ada pada ribuan pabrik di daerah ini.
Beberapa buruh, ketika dikonfirmasi menilai usulan kenaikan UMK itu dianggap wajar dan masuk akal sesuai hasil penelitian mengenai harga di pasar setempat.
"Sangat wajar sekali, karena buruh di Kota Tangerang hampir sama besarnya mengeluarkan uang untuk membeli kebutuhan pokok dengan pekerja di DKI Jakarta," kata Mas Kimron (32) pekerja pabrik PT Sa di kawasan Jatake Tangerang.
Pendapat senada juga disampaikan Minawati (25), buruh PT Mu di Kecamatan Benda dan Rina (23) buruh pakaian jadi di jalan Imam Bonjol, Karawaci.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2010