Empat korban pembunuhan sadis oleh orang tak dikenal (OTK) di Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), Sabtu, telah dimakamkam pihak keluarga.
Huber SP, salah satu warga Desa Lembantongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, saat dihubungi melalui telepon, Sabtu, membenarkan bahwa empat korban yang dibunuh OTK, diduga adalah kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT), semuanya laki-laki itu sudah dikebumikan.
Baca juga: Polri: Kelompok Ali Kalora diduga bunuh empat orang di Sulteng
"Rencana awal pemakaman dijadwalkan berlangsung pada Sabtu pukul 13.00 WITA, tetapi baru bisa dilaksanakan sekitar pukul 15.00 WITA," katanya pula.
Proses pemakaman didahului dengan ibadah singkat yang dipimpin oleh Komandan Divisi Bala Keselamatan (BK) dari Palu, ibu kota Sulteng.
Selain pihak keluarga korban, pemakaman itu juga dihadiri masyarakat yang ada di Desa Lembantongoa dan sejumlah aparat keamanan.
Prosesi pemakaman berjalan lancar disertai isak tangis dari keluarga dan sahabat dekat korban.
Keempat korban, kata Huber, adalah satu rumpun keluarga yang selama ini memang bermukim di wilayah transmigrasi Dusun Tokelemo, Desa Lembantongoa, Kecamatan Palolo.
Pada Jumat (27/11) sekitar pukul 08.00 WITA, beberapa OTK mendatangi permukiman warga transmigrasi dan membunuh empat orang serta membakar beberapa buah rumah.
Hingga kini, kata dia, kebanyakan warga transmigrasi di wilayah tersebut mengungsi sementara, karena merasa takut akan keselamatan jiwa mereka.
Masyarakat pada umumnya juga takut untuk pergi ke kebun.
Desa Lembantongoa, salah satu desa di Kecamatan Palolo sampai sekarang ini terbilang masih sulit akses jalannya, terutama di musim hujan, sebab baru sebagian badan jalan yang sudah dicor semen. "Sebagian lagi belum, sehingga ketika musim hujan sering putus karena tertimbun tanah longsor," katanya lagi.
Penghasilan utama masyarakat Desa Lembantongoa selama ini selain dari hasil pertanian, perkebunan, juga hasil hutan berupa kayu dan rotan.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020
Huber SP, salah satu warga Desa Lembantongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, saat dihubungi melalui telepon, Sabtu, membenarkan bahwa empat korban yang dibunuh OTK, diduga adalah kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT), semuanya laki-laki itu sudah dikebumikan.
Baca juga: Polri: Kelompok Ali Kalora diduga bunuh empat orang di Sulteng
"Rencana awal pemakaman dijadwalkan berlangsung pada Sabtu pukul 13.00 WITA, tetapi baru bisa dilaksanakan sekitar pukul 15.00 WITA," katanya pula.
Proses pemakaman didahului dengan ibadah singkat yang dipimpin oleh Komandan Divisi Bala Keselamatan (BK) dari Palu, ibu kota Sulteng.
Selain pihak keluarga korban, pemakaman itu juga dihadiri masyarakat yang ada di Desa Lembantongoa dan sejumlah aparat keamanan.
Prosesi pemakaman berjalan lancar disertai isak tangis dari keluarga dan sahabat dekat korban.
Keempat korban, kata Huber, adalah satu rumpun keluarga yang selama ini memang bermukim di wilayah transmigrasi Dusun Tokelemo, Desa Lembantongoa, Kecamatan Palolo.
Pada Jumat (27/11) sekitar pukul 08.00 WITA, beberapa OTK mendatangi permukiman warga transmigrasi dan membunuh empat orang serta membakar beberapa buah rumah.
Hingga kini, kata dia, kebanyakan warga transmigrasi di wilayah tersebut mengungsi sementara, karena merasa takut akan keselamatan jiwa mereka.
Masyarakat pada umumnya juga takut untuk pergi ke kebun.
Desa Lembantongoa, salah satu desa di Kecamatan Palolo sampai sekarang ini terbilang masih sulit akses jalannya, terutama di musim hujan, sebab baru sebagian badan jalan yang sudah dicor semen. "Sebagian lagi belum, sehingga ketika musim hujan sering putus karena tertimbun tanah longsor," katanya lagi.
Penghasilan utama masyarakat Desa Lembantongoa selama ini selain dari hasil pertanian, perkebunan, juga hasil hutan berupa kayu dan rotan.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020