Pasca digelarnya debat Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Cilegon yang ditayangkan live di salah satu TV Nasional, Sabtu (21/11/2020) kemarin, langsung bermunculan berbagai tanggapan, bahkan penilaian publik atas performa pasangan calon maupun materi yang disampaikan dalam  putaran pertama itu.

Namun menurut Pengamat Media, Aat Surya Syafaat, cara penyampaian saat menjelaskan visi-misi, program atau pada saat menjawab pertanyaan dalam debat, bisa menjadi gambaran kemampuan paslon dalam mengeksekusi program nantinya bila terpilih.

Baca juga: Iye: Warga Cilegon harus berani pasarkan produk lokal

Untuk memberikan penilaian pada debat kandidat sesi perdana ini, Aat Surya Syafaat memuji pasangan Calon Ali Mujahidin dan Firman Muttakin.

"Paslon Ali Mujahidin-Firman Muttakin saya nilai unggul di debat putaran pertama Pilkada Cilegon ini. Keduanya menunjukkan teamwork yang solid dan saling melengkapi serta menunjukkan semangat dan antusiasme yang tinggi. Lebih khusus lagi, Ali Mujahidin alias Haji Mumu tampil prima dan excellent, sehingga debatnya ada greget. Dia menguasai permasalahan dengan sangat baik," ujar Aat saat dikonfirmasi wartawan, Minggu (22/11/2020).

Aat Syafaat yang juga Penasehat Forum Akademisi Indonesia (FAI) ini mengatakan, paslon dari jalur independen tersebut tampil lebih berenergi dan tanpa beban, serta menunjukkan penguasaan materi s
dan masalah Kota Cilegon.

"Segmen waktu yang mereka manfaatkan juga relatif optimal, kecuali sempat sekali sedikit melewati durasi waktu saat Firman menambahkan penjelasan. Tapi ini bisa ditoleransi karena tidak banyak menyita waktu yang sudah ditentukan. Bahkan Haji Mumu bisa mengelaborasi permasalahan secara mendalam, tapi dikemukakan secara sederhana sehingga komunikasinya efektif, seperti dalam isu pengangguran, pengelolaan limbah industri serta masalah pelabuhan dan UMKM," ungkap Aat.

"Haji Mumu juga tampil dengan solusi yang logis dan terukur, seperti bagaimana mengatasi pengangguran dan menggalakkan industri pertanian melalui BUMD lintas daerah," jelasnya lagi.

Aat yang juga Mantan Direktur Kantor Berita ANTARA ini juga mengapresiasi penampilan Haji Mumu yang lebih jujur dan terbuka. Dan diakui, bahwa penampilan Haji Mumu yang mampu membuat suasana debat perdana ini lebih hidup.

"Ada juga pertanyaannya yang menohok, yakni soal atau isu korupsi yang tidak dijawab oleh Paslon nomor urut 2. Ini tentu menegaskan posisi Haji Mumu yang sejak awal memang jadi penantang, mengusung anti korupsi. Sedangkan ketidak mampuan Ati-Sokhidin menjawab isu ini juga semakin membuka mata publik bahwa kasus korupsi dua Walikota Cilegon sebelumnya yang selama ini dikaitkan kepada Paslon Ati-Sokhidin, bisa berpengaruh terhadap kepercayaan pemilih," tandasnya.

Di lain pihak, pengamat politik yang menjabat Presiden Indonesia Parlemen School, Uten Sutendi, mengakui bahwa Pilkada Cilegon mulai mengerucut pada pertarungan sengit paslon independen Mulia dengan Petahana Ati-Sokhidin. 

"Pilkada Cilegon memang ada 4 paslon, namun yang berpeluang saya melihat ada dua, yaitu dari incumbent dan paslon jalur independen, Ali Mujahidin - Firman Mutakin," ujar Uten Sutendi, dihubungi lewat saluran telepon.

Uten juga menilai bahwa penampilan Paslon Ali Mujahidin-Firman Muttakin yang agresif, memberikan harapan besar bagi perubahan Kota Cilegon. 

"Ali Mujahidin lebih agresif lebih prospektif karena dari independen, lebih bebas bergerak tanpa hambatan birokrasi parpol atau tekanan dari parpol dibandingkan paslon lain yaitu incumbent. Ali Mujahidin punya modal sosial yang kuat, karena keturunan ulama besar yang cukup berpengaruh yang juga pahlawan nasional," ungkap Uten yang juga dikenal sebagai Budayawan Banten ini.

"Sejak muda pula Ali Mujahidin terkenal sebagai anak muda yang idealis, sangat konsisten memperjuangkan keyakinannya, ini merupakan modal yang cukup besar untuk meraih kemenangan di pertarungan politik, apalagi moto yang diusung cukup berani, hapus dinasti dan korupsi, ini merupakan tema yang mana tidak banyak orang mau masuk ke situ, karena semua partai politik hampir terlibat dalam pergaulan dinasti dan aktif dalam praktek korupsi," beber Uten.

Uten juga menambahkan, bahwa dinasti dan korupsi sangat berkaitan erat, Haji Mumu dinilai sangat jeli melihat realitas Cilegon, karena maju dari jalur independen dia sangat leluasa dalam pergulatan melawan dinasti dan korupsi pada proses pilkada ini. 

"Masyarakat harus jeli melihat realitas politik di Banten khususnya di Cilegon ini, kalau ingin perubahan sebisa mungkin harus punya keyakinan dan visi yang jauh lebih kedepan untuk tidak mudah dibeli oleh praktek-praktek money politik. Nah Ali Mujahidin ada di sisi yang potensial untuk mengisi ruang kosong yang ditunggu oleh masyarakat. Problemnya sekarang justru sebagian masyarakat ikut terkena penyakit koruptif dan dinasti dan ikut melanggengkan praktek money politik, suka atau tidak suka ini akan terjadi, bukan hanya money politik tapi infrastruktur politik ini menjadi PR berat bagi kontestan yang ingin merubah keadaan," tutup pria asal Kota Tangerang Selatan ini.

Diketahui, Pilkada Kota Cilegon diikuti oleh Pasangan Calon Ali Mujahidin-Firman Muttakin dengan nomor urut 1, Ratu Ati Marliati-Sokhidin nomor urut 2, Iye Iman Rohiman-Awab nomor urut 3, dan Helldy Agustian-Sanuji Pentamarta nomor urut 4. 





 

Pewarta: Susmiyatun Hayati

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020