Anyer (ANTARABanten) - Ratusan nelayan di Anyer, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, tidak berani melaut, akibat angin kencang.

Mereka tidak berani mencari ikan di laut, karena khawatir perahunya tenggelam dan terbalik. Padahal resiko tidak melaut berakibat tidak memperoleh penghasilan untuk biaya hidup keluarga sehari-hari.

"Saya tidak berani turun ke laut, takut perahu saya terbalik diterjang ombak dan angin kencang," kata salah seorang nelayan di TPI Paku, Anyer, Madrowi, Jumat.

Dia menjelaskan, angin kencang dan gelombang tinggi di Perairan Anyer terjadi sejak dua bulan terakhir. Namun, angin kencang tersebut tidak terjadi setiap hari.

"Kadang selama dua atau tiga hari angin terus menerus kencang, dan tiba-tiba angin serta gelombang kecepatan dan ketinggiannya kembali normal," katanya menjelaskan.

Senada dijelaskan oleh Karsim, bapak tiga anak yang sudah puluhan tahun menjadi nelayan setempat yang juga tidak berani turun ke laut, lantaran cuaca yang tidak bersahabat.

"Kalau cuaca sedang tidak bagus, paling-paling saya hanya membenarkan alat jala dan pancing saja," katanya.

Sementara untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti makan dan jajan anaknya ke sekolah, ia biasanya meminjam uang ke pembeli ikan yang biasa menampung hasil tangkapannya.

"Kalau persedian uang sudah habis, saya biasanya pinjam uang ke juragan. Dan bayarnya nanti setelah saya turun ke laut dan mendapatkan ikan," katanya.

Berbeda dengan Karso. Lelaki dengan perawakan kurus tinggi ini mengaku, mencari pekerjaan lain, jika cuaca tidak bersahabat.

"Kadang jadi kuli panggul di Pasar Anyer, dan kadang jadi tukang ojek," katanya.

Profesi tambahan sebagai tukang panggul sudah dilakoninya selama bertahun-tahun jika cuaca buruk dan tidak bisa melaut. "Kalau ngojek saya sih baru satu tahun. Itu pun kalau motornya tidak dipakai oleh adik saya. Soalnya motor itu punya orangtua," katanya.

Pantauan di lokasi, sebagian besar nelayan di Anyer hanya duduk-duduk sambil sesekali memperbaiki alat pancing dan perlengkapan yang rusak akibat terkena karang. Mereka pada umumnya, hanya pasrah dengan kondisi alam.

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2010