Petani Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, memanen jagung seluas 1.300 hektare dari tanam Juni 2020 sehingga dapat mendongkrak pendapatan ekonomi mereka.
"Semua jagung yang dipanen itu dari bantuan Program Upaya Khusus (Upsus) Jagung, Padi, dan Kedelai (Pajale) Kementerian Pertanian," kata Kepala Bidang Penyuluh Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Kabupaten Lebak Deni Iskandar di Lebak, Selasa.
Pengembangan budi daya tanaman jagung tersebut untuk mendukung swasembada pangan agar tidak mendatangkan jagung impor dari luar negeri. Selain itu, kata dia, juga untuk mendongkrak peningkatan pendapatan ekonomi petani agar kehidupan mereka lebih sejahtera.
Petani yang mengembangkan tanaman jagung tersebut, kata dia, ada di tiga klaster yakni Kecamatan Gunungkencana, Kecamatan Banjarsari, dan Kecamatan Cijaku.
Pengembangan tanaman jagung di lahan-lahan milik perkebunan dengan pola tanam tumpang sari dengan komoditas jagung, padi gogo, dan kelapa sawit.
"Kami panen jagung seluas 1.300 hektare dengan hasil ribuan ton dan perguliran uang hingga miliaran rupiah. Harga jagung pipilan Rp3.500/kg," katanya menjelaskan.
Menurut dia, pertanian jagung yang dikembangkan petani Kabupaten Lebak itu berbasis korporasi untuk meningkatkan produksi pangan dan mendongkrak pendapatan masyarakat.
Pengembangan pertanian jagung melibatkan para pihak berkepentingan seperti BPPT, Dewan Jagung Nasional (DJN), bank, pengusaha, dan TNI.
Pemerintah daerah, lanjut dia, menyambut positif pengembangan jagung berbasis korporasi karena sejalan dengan kebijakan pemerintah daerah melalui Program Lebak Sejahtera.
"Kami berharap dengan panen jagung itu dapat meningkatkan ekonomi masyarakat di tengah pandemi COVID-19," katanya.
Sementara itu Ketua Koptan Giri Mukti Desa Bulakan Kecamatan Gunungkencana Kabupaten Lebak H Wawan mengatakan panen jagung tahun ini relatif bagus dan tidak terserang hama maupun penyakit tanaman.
Ia memperkirakan produktivitas panen jagung bisa mencapai empat ton per hektare sehingga menguntungkan pendapatan petani.
"Jagung petani itu berbentuk pipilan dan dipasok ke perusahaan PT Pokphan Tangerang," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020
"Semua jagung yang dipanen itu dari bantuan Program Upaya Khusus (Upsus) Jagung, Padi, dan Kedelai (Pajale) Kementerian Pertanian," kata Kepala Bidang Penyuluh Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Kabupaten Lebak Deni Iskandar di Lebak, Selasa.
Pengembangan budi daya tanaman jagung tersebut untuk mendukung swasembada pangan agar tidak mendatangkan jagung impor dari luar negeri. Selain itu, kata dia, juga untuk mendongkrak peningkatan pendapatan ekonomi petani agar kehidupan mereka lebih sejahtera.
Petani yang mengembangkan tanaman jagung tersebut, kata dia, ada di tiga klaster yakni Kecamatan Gunungkencana, Kecamatan Banjarsari, dan Kecamatan Cijaku.
Pengembangan tanaman jagung di lahan-lahan milik perkebunan dengan pola tanam tumpang sari dengan komoditas jagung, padi gogo, dan kelapa sawit.
"Kami panen jagung seluas 1.300 hektare dengan hasil ribuan ton dan perguliran uang hingga miliaran rupiah. Harga jagung pipilan Rp3.500/kg," katanya menjelaskan.
Menurut dia, pertanian jagung yang dikembangkan petani Kabupaten Lebak itu berbasis korporasi untuk meningkatkan produksi pangan dan mendongkrak pendapatan masyarakat.
Pengembangan pertanian jagung melibatkan para pihak berkepentingan seperti BPPT, Dewan Jagung Nasional (DJN), bank, pengusaha, dan TNI.
Pemerintah daerah, lanjut dia, menyambut positif pengembangan jagung berbasis korporasi karena sejalan dengan kebijakan pemerintah daerah melalui Program Lebak Sejahtera.
"Kami berharap dengan panen jagung itu dapat meningkatkan ekonomi masyarakat di tengah pandemi COVID-19," katanya.
Sementara itu Ketua Koptan Giri Mukti Desa Bulakan Kecamatan Gunungkencana Kabupaten Lebak H Wawan mengatakan panen jagung tahun ini relatif bagus dan tidak terserang hama maupun penyakit tanaman.
Ia memperkirakan produktivitas panen jagung bisa mencapai empat ton per hektare sehingga menguntungkan pendapatan petani.
"Jagung petani itu berbentuk pipilan dan dipasok ke perusahaan PT Pokphan Tangerang," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020