Masyarakat Kabupaten Lebak diminta mengendalikan penyebaran penyakit Human Immuno Deficiency Virus dan Acquired Immunodeficiency Syndrome (HIV/AIDS) agar tidak banyak menimbulkan kematian.

"Kita terus melakukan sosialisasi dan edukasi tentang bahaya HIV/AIDS," kata Kepala Bidang Pencegahan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak dr Firman Rahmatullah di Lebak, Selasa.

Berdasarkan laporan Januari-Juni 2020 bahwa kasus baru HIV/AIDS sebanyak 30 orang dan kebanyakan ibu rumah tangga.

Penularan penyakit mematikan itu, karena ditularkan oleh suaminya yang kerapkali  berhubungan seks dengan wanita lain yang terlebih dahulu positif terjangkit HIV/AIDS .

Karena itu, masyarakat harus mencegah penularan HIV/AIDS dengan membentuk keluarga sakinah sehingga suami sangat setia kepada isterinya.

Apabila, suami itu setia kepada isterinya dipastikan tidak akan melakukan hubungan seks dengan wanita lain.

Sebab, hubungan seks dengan wanita lain sangat berisiko penularan HIV/AIDS.

Pemerintah daerah mendukung Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Banten melakukan pemeriksaan sample darah di sejumlah lokasi di Kabupaten Lebak, seperti Terminal Angkutan Perkotaan hingga pekerja salon.

Selain itu juga memberikan edukasi kepada kelompok-kelompok rawan penularan penyakit HIV/AIDS, seperti wanita tuna susila dan kalangan LGBT (lesbian, gay, biseksual, transgender).

Selama ini, penyakit HIV/AIDS sangat mematikan karena belum ditemukan obat penyembuhan.

Namun, pihaknya merasa prihatin kasus HIV/AIDS tahun ke tahun meningkat dan jika diakumulasikan selama 2000-2020 sebanyak 275 orang dan diantaranya 116 orang dilaporkan meninggal dunia.

Bahkan, penyebaran penularan HIV/AIDS di Kabupaten Lebak cukup tinggi dan korbanya ibu rumah tangga.

"Kami minta suami lebih setia kepada isteri dan sayang keluarga juga tidak melakukan hubungan seks dengan wanita lain," katanya menegaskan.

Ia mengatakan, selama ini, penularan HIV/AIDS, selain hubungan seks juga jarum suntik, narkoba dan transfusi darah dari penderita yang positif terkena virus HIV/AIDS kepada orang yang negatif. 

Begitu juga bayi yang menyusui dari ibunya yang positif penyakit HIV/AIDS.

"Kami minta peran serta tokoh agama, keluarga  dan masyarakat bisa mencegah penyebaran penyakit yang mematikan itu," ujarnya menjelaskan.

Koordinator Pengelola Program Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Banten Arief Mulyawan mengatakan pihaknya melakukan pemeriksaan kepada pengemudi angkutan di Lebak  untuk pencegahan terhadap ibu rumah tangga, karena jumlahnya cukup menonjol.

Mereka ibu rumah tangga yang teridentifikasi positif HIV/AIDS akibat ditularkan oleh suaminya yang kerapkali melakukan hubungan seks dengan wanita lain.

"Kami bekerja keras untuk mengendalikan penyakit HIV/AIDS dengan melakukan pemeriksaan terhadap sopir dan pekerja salon," katanya menjelaskan.

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020