Ekonomi Banten pada triwulan II-2020 alami kontraksi atau pertumbuhan negatif sebesar 7,40 persen (yoy).

Badan Pusat Statistik (BPS) Banten mencatat bahwa dari sisi produksi, pertumbuhan negatif itu didorong oleh hampir semua lapangan usaha, dengan pertumbuhan terendah dicapai lapangan usaha transportasi dan pergudangan minus 47,00 persen.

Dari sisi pengeluaran, kata Kepala BPS Banten Adhi Wiriana dalam siaran persnya, Rabu (5/8/2020), pertumbuhan negatif terdalam terjadi pada Komponen Pengeluaran Total Net Ekspor yang terkontraksi sebesar 49,12 persen.

Ia mengatakan Pertumbuhan negatif tersebut sebagai dampak adanya Pandemi COVID-19 yang menghantui perekonomian dunia, nasional dan regional termasuk Provinsi Banten.

Lapangan usaha lain yang mengalami pertumbuhan negatif adalah pengadaan listrik dan gas sebesar minus 18,45 persen kemudian Jasa Lainnya dan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar minus 11,76 persen.

Namun demikian, kata Wiriana,  pada triwulan yang sama, beberapa lapangan usaha terkonfirmasi pertumbuhan positif yang terjadi pada lapangan usaha informasi dan komunikasi sebesar 9,74 persen; diikuti pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang sebesar 5,80 persen; pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 3,92 persen; jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 3,43 persen serta jasa keuangan dan asuransi sebesar 2,85 persen. 

Berdasarkan sumber pertumbuhan ekonomi Banten triwulan II-2020 (y-on-y), sumber 
pertumbuhan tertinggi berasal dari lapangan usaha informasi dan komunikasi sebesar 0,59 persen; diikuti pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 0,21 persen; jasa keuangan dan asuransi sebesar 0,08 persen; jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 0,04 persen; serta pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang.

"Tetapi karena sebagian besar lapangan usaha lainnya tumbuh negatif sehingga ekonomi Banten terkontraksi 7,40 persen, kata Wiriana seraya menambahkan penyumbang negatif terbesar adalah industri pengolahan sebesar -3,09 persen; transportasi dan pergudangan sebesar -2,98 persen, perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor sebesar -0,80 persen dan konstruksi sebesar -0,57 persen. 
 
Struktur PDRB Banten menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku pada triwulan 
II-2020 mulai menunjukkan adanya perubahan yang berarti terutama turunnya peranan industri pengolahan serta kontraksi yang besar pada transportasi dan pergudangan. 

Perekonomian Banten masih didominasi oleh lapangan usaha industri pengolahan sebesar 31,41 persen; perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 13,83 persen; konstruksi sebesar 11,27 persen; real estate sebesar 9,07 persen; dan pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 6,64 persen. Peranan keempat lapangan usaha tersebut dalam perekonomian Banten mencapai 72,23 persen. 

Sementara transportasi dan pergudangan yang biasa memberikan kontribusi sebesar 10 persen pada triwulan ini hanya sebesar 4,22 persen.
 

Pewarta: Ridwan Chaidir

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020