PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) berhasil membukukan kenaikan laba bruto 2,6 persen pada semester 1 tahun 2020 yakni sebesar Rp2,12 triliun dibandingkan semester 1 tahun 2019 sebesar Rp2,06 triliun.

Peningkatan laba bruto disumbang dari pengembangan real estate 148,3 persen menjadi Rp604 miliar pada semester 1 2020, sedangkan bisnis real estate management dan services (rumah sakit, mal, dan lain sebagainya) justru turun 16,9 persen menjadi Rp1,46 triliun pada periode yang sama.

Sedangkan EBITDA atau pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, amortisasi mengalami peningkatan 81,5 persen menjadi Rp969 miliar pada semester 1 tahun 2020.

"Kemudian karena adanya adopsi pernyataan standar akuntansi negara (PSAK) 73 membuat terjadi perubahan dari beban sewa ke biaya bunga sehingga membuat EBITDA bertambah," kata CEO LPKR, John Riady dalam keterangan tertulis, Kamis.

Secara keseluruhan marjin EBITDA telah membaik menjadi 18% di semester 1, 2020 dari 10% di semester 1, 2019. Namun, sesuai dengan kebijakan akuntansi mark to market, sehubungan dengan obligasi kami yang ada, kami mengalami rugi selisih kurs tak terealisasi, katanya menjelaskan.

Pada kuartal 2, 2020, kami melaporkan laba selisih kurs tak terealisasi sebesar Rp1,9 triliun karena rupiah menguat terhadap dolar AS dan hampir mengimbangi kerugian valas yang belum direalisasi sebesar Rp446 miliar di 2020, karena rupiah terdepresiasi terhadap USD LPKR melaporkan laba bersih konsolidasi sebesar Rp864 miliar pada kuartal 2, 2020, namun ini tidak dapat mengimbangi rugi bersih pada kuartal 1, 2020. 

Pelepasan lindung nilai secara proaktif, peluncuran obligasi, obligasi tambahan dan divestasi First REIT membantu memperkuat neraca

Pada semester 1, 2020, LPKR memperkuat posisi kasnya dan memperbaiki jatuh tempo utangnya dengan pembiayaan kembali obligasinya dari 2022 menjadi 2025. Saldo kas dan setara kas pada semester 1, 2020 sebesar Rp4,54 triliun dibandingkan dengan Rp4,69 triliun pada akhir tahun 2019. 

Perseroan meningkatkan saldo kas sebesar Rp860 miliar dengan melepas posisi lindung nilai yang ada dan menggantinya dengan lindung nilai dollar pada Rp15,000 hingga Rp17,500 serta menambah kas sebesar Rp249 miliar dari pelepasan saham First REIT di semester 1, 2020. 

Perseroan melaporkan total utang yang lebih tinggi dalam Rupiah, mencapai Rp13,44 triliun pada semester 1, 2020 dibanding dengan Rp12,25 triliun pada akhir tahun 2019, terutama disebabkan oleh kenaikan utang bank jangka pendek, dari ICBC sebesar Rp100 miliar, BNI sebesar Rp170 miliar dan Mandiri sebesar Rp400 miliar. 

Sebagai hasilnya rasio utang bersih terhadap ekuitas menjadi 0,28x pada semester 1, 2020 dibandingkan dengan 0,22x pada kuartal 4, 2019. Perseroan menjajaki peluang untuk mendiversifikasi sebagian utang dari USD, dengan lebih banyak utang dalam mata uang Rupiah, karena saat ini utang berdenominasi USD sebesar 86% dari total utang

Adopsi PSAK 72 dan 73

Dampak atas penerapan PSAK 73 terhadap laporan laba rugi seperti dijelaskan di atas adalah kenaikan pada EBITDA sebesar Rp254 miliar. Beban sewa direklasifikasi ke biaya bunga, sehingga EBITDA yang dilaporkan sebesar Rp969 miliar. 

Untuk PSAK 72, bisnis properti harus mengakui pendapatan ketika selesai serah terima. Ini adalah faktor pendorong utama yang meningkatkan persediaan (+Rp2,438 triliun) dan uang muka pelanggan (+Rp3,148 triliun). Saldo laba ditahan turun sebesar Rp579 miliar sebagai hasil atas penyesuaian tersebut.

Peristiwa Terkini

Pada bulan Juli 2020, Lippo Karawaci menjual semua 324 unit baru Cendana Homes dalam waktu kurang dari 6 jam. 

Proyek perumahan yang terjangkau di Lippo Village ini memiliki nilai pengembangan bruto sebesar Rp260,9 miliar. The Cendana Homes berlokasi strategis di Lippo Village, Tangerang, dekat dengan jalan tol, Rumah Sakit Siloam, sekolah, dan area perbelanjaan utama di Lippo Village. Harga jual rata-rata rumah lebih dari Rp800 juta per unit.

Pada RUPS bulan Juli, para pemegang saham menyetujui dan meratifikasi rencana Perseroan untuk melakukan pengalihan saham treasuri dalam rangka implementasi Program Kepemilikan Saham oleh Manajemen (“Management Stock Ownership Program / MSOP”). 

Saham akan dialokasikan untuk manajemen dan karyawan berdasarkan indikator kinerja utama dan metrik profitabilitas lainnya yang selanjutnya akan menyelaraskan kepentingan manajemen dengan kepentingan para pemegang saham. 

Selain itu, Anand Kumar dari Gateway Partners bergabung sebagai Komisaris dan dua orang anggota Direksi yang baru adalah Tevilyan Yudhistra Rusli dan Rudy Halim

John Riady, CEO LPKR mengatakan meskipun pandemi global baru-baru ini mempengaruhi pendapatan recurring kami dari rumah sakit, mal dan hotel secara signifikan, kami terus menunjukkan kemajuan pada bisnis real estate development kami yang tumbuh sebesar 33,9% pada semester 1, 2020. 

"Saya percaya bahwa bisnis properti sedang pulih dan akan terus bertumbuh dimana Lippo Karawaci terus membangun proyek rumah hunian yang terjangkau sesuai dengan keinginan para penghuni perumahan kami. Dengan tingkat kepemilikan rumah di Indonesia yang masih rendah dibandingkan dengan negara-negara Asia lainnya, serta tingkat pinjaman KPR di Indonesia masih di bawah 5% dari PDB, kami akan menyaksikan para pemilik rumah perdana akan memasuki pasar dan kesediaan bank untuk memberikan kredit kepada mereka," kata John.
 

Pewarta: Ganet Dirgantoro

Editor : Ridwan Chaidir


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020