Pemerintah Kabupaten Lebak mengoptimalkan pemeriksaan kesehatan hewan kurban sehingga ternak untuk kurban benar-benar sehat dan tidak mengidap penyakit yang membahayakan kesehatan manusia.

"Kami melakukan pemeriksaan kesehatan hewan itu rutin setiap hari ke sejumlah lokasi peternakan maupun pedagang hewan," kata Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Lebak Rahmat di Lebak, Kamis.

Pemeriksaan kesehatan hewan tersebut untuk memberikan jaminan kepada masyarakat agar hewan kurban kondisinya sehat dan layak dikonsumsi.

Dari hasil pemwriksaan, hewan kurban di masyarakat tidak ditemukan positif terjangkit antraks maupun penyakit lainnya yang bisa membahayakan kesehatan kepada manusia.

Karena itu, pihaknya memerintahkan petugas kesehatan hewan mendatangi lapak-lapak penjualan hewan kurban maupun pemilik ternak untuk mencegah adanya penyakit termasuk antraks.

Pemeriksaan kesehatan hewan itu sesuai syariat Islam dengan minimal usia 1,5 tahun karena sudah layak untuk disembelih kurban.

"Kami melaksanakan pemeriksaan kesehatan hewan kurban untuk melindungi masyarakat agar mengkonsumsi daging yang layak dan menyehatkan," ujarnya.

Menurut dia, hewan kurban yang ada di masyarakat itu antara lain kerbau, sapi, domba dan kambing tidak ditemukan antraks.

Namun, sebagian besar hewan kurban tersebut didatangkan dari Jawa Barat yang dinyatakan daerah endemi antraks.

Oleh karena itu, pihaknya terpaksa melakukan pengetatan agar hewan ternak dari Jawa Barat harus dilengkapi dokumen kesehatan yang dikeluarkan pemerintah daerah bersangkutan.

"Kami juga melayani masyarakat untuk pemotongan hewan kurban di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Rangkasbitung," katanya.

Sementara itu, seorang pedagang hewan kurban di Jalan Siliwangi Rangkasbitung, Ahmad (55), mengaku ternak domba yang dijual itu dijamin kesehatannya, karena setiap hari dilakukan pemeriksaan petugas kesehatan Dinas Peternakan setempat.

Namun, saat ini peminat hewan untuk kurban relatif menurun akibat pandemi COVID-19 dan tidak seperti tahun lalu.

Adapun harga ternak domba yang didatangkan dari Garut, Jawa Barat bervariasi antara Rp2 juta sampai dengan Rp3,5 juta.

"Kami sejak sepekan ini hanya menjual sebanyak 20 ekor, padahal di hari biasa menjelang Idul Adha mencapai 100 ekor," katanya.

 

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020