Presiden RI Joko Widodo meminta Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional memberikan perhatian prioritas terhadap 8 provinsi di Indonesia.
"Di bidang kesehatan saya ingatkan untuk memberikan perhatian, memberikan prioritas penanganan di 8 provinsi," kata Presiden dalam arahan kepada Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional yang disaksikan secara virtual dari Jakarta, Senin.
Presiden mengatakan delapan provinsi itu adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan dan Papua.
Kepala Negara menyampaikan delapan provinsi itu berkontribusi 78 persen kasus positif COVID-19 di Indonesia.
"Targetnya sudah jelas turunkan angka kematian serendah-rendahnya, tingkatkan angka kesembuhan setinggi-tingginya, dan juga kendalikan laju pertumbuhan kasus-kasus positif baru secepat-cepatnya," ujar Presiden.
Dia meminta proses 3T yakni testing, tracing dan treatment betul-betul dilakukan secara masih dan lebih agresif.
"Dan di lapangan jika masih ditemui peralatan tes, mesin PCR, kapasitas lab, APD dan juga peralatan rumah sakit yang kekurangan segera selesaikan, segera bereskan. Komunikasi yang efektif dengan rumah sakit, masyarakat dan daerah harus dilakukan seefektif mungkin," jelasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020
"Di bidang kesehatan saya ingatkan untuk memberikan perhatian, memberikan prioritas penanganan di 8 provinsi," kata Presiden dalam arahan kepada Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional yang disaksikan secara virtual dari Jakarta, Senin.
Presiden mengatakan delapan provinsi itu adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan dan Papua.
Kepala Negara menyampaikan delapan provinsi itu berkontribusi 78 persen kasus positif COVID-19 di Indonesia.
"Targetnya sudah jelas turunkan angka kematian serendah-rendahnya, tingkatkan angka kesembuhan setinggi-tingginya, dan juga kendalikan laju pertumbuhan kasus-kasus positif baru secepat-cepatnya," ujar Presiden.
Dia meminta proses 3T yakni testing, tracing dan treatment betul-betul dilakukan secara masih dan lebih agresif.
"Dan di lapangan jika masih ditemui peralatan tes, mesin PCR, kapasitas lab, APD dan juga peralatan rumah sakit yang kekurangan segera selesaikan, segera bereskan. Komunikasi yang efektif dengan rumah sakit, masyarakat dan daerah harus dilakukan seefektif mungkin," jelasnya.
Editor : Sambas
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020