Polda Metro Jaya memastikan 20 remaja yang diamankan usai aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR/MPR, Kamis (16/7) malam, bukan bagian dari massa pengunjuk rasa.
"Bukan pendemo itu, mereka perusuh. Ada yang anak-anak juga, masih di bawah usia ya," kata kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Tubagus Ade Hidayat saat dihubungi, di Jakarta, Jumat.
Tubagus juga menegaskan bahwa 20 orang tersebut bukan bagian dari massa yang berunjuk rasa menuntut pencabutan Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila (HIP) dari Program Legislasi Nasional dan penolakan terhadap Rancangan Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja (RUU Ciptaker).
"Yang jelas itu bukan dari bagian buruh, bukan dari bagian mahasiswa, bukan pula juga dari kelompok yang menolak HIP itu," ujar Tubagus.
Lebih lanjut, Tubagus mengatakan 20 remaja tersebut diamankan lantaran mencoba memancing kericuhan dengan melempari petugas dengan batu, botol air mineral dan benda-benda lainnya.
"Mereka di sisi lain (jalan), ada melempar-lempar gitu pokoknya," ujarnya.
Diketahui pada Kamis malam (16/7), massa tidak dikenal melempari petugas kepolisian yang berjaga di depan Gedung DPR/MPR hingga memaksa petugas menembakkan gas air mata untuk membubarkan pericuh tersebut.
Massa tidak dikenal itu muncul usai massa aksi yang menolak Rancangan Undang-Undang (RUU) Cipta Kerja atau Omnibus Law membubarkan diri dengan tertib pada pukul 19.20 WIB.
Berdasarkan pantauan di lokasi pada pukul 19.40 WIB, massa tidak dikenal itu melempari petugas dengan batu dan berbagai benda keras lainnya seperti botol air mineral.
Polisi bermotor yang masih berjaga di pinggir Jalan Tol DPR RI dengan segera membalas lemparan benda keras itu dengan menembakkan gas air mata.
Meski terjadi tembakan gas air mata lalu lintas di Jalan Tol S Parman tetap berjalan lancar meski sempat terhenti akibat kericuhan tersebut.
Akan tetapi kondisi itu hanya berlangsung sebentar dan keadaan kembali mereda. Hingga pukul 20.12 WIB tak lagi terlihat tembakan gas air mata dilepaskan. Kondisi sudah kembali kondusif dan arus lalu lintas kembali lancar.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020
"Bukan pendemo itu, mereka perusuh. Ada yang anak-anak juga, masih di bawah usia ya," kata kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Tubagus Ade Hidayat saat dihubungi, di Jakarta, Jumat.
Tubagus juga menegaskan bahwa 20 orang tersebut bukan bagian dari massa yang berunjuk rasa menuntut pencabutan Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila (HIP) dari Program Legislasi Nasional dan penolakan terhadap Rancangan Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja (RUU Ciptaker).
"Yang jelas itu bukan dari bagian buruh, bukan dari bagian mahasiswa, bukan pula juga dari kelompok yang menolak HIP itu," ujar Tubagus.
Lebih lanjut, Tubagus mengatakan 20 remaja tersebut diamankan lantaran mencoba memancing kericuhan dengan melempari petugas dengan batu, botol air mineral dan benda-benda lainnya.
"Mereka di sisi lain (jalan), ada melempar-lempar gitu pokoknya," ujarnya.
Diketahui pada Kamis malam (16/7), massa tidak dikenal melempari petugas kepolisian yang berjaga di depan Gedung DPR/MPR hingga memaksa petugas menembakkan gas air mata untuk membubarkan pericuh tersebut.
Massa tidak dikenal itu muncul usai massa aksi yang menolak Rancangan Undang-Undang (RUU) Cipta Kerja atau Omnibus Law membubarkan diri dengan tertib pada pukul 19.20 WIB.
Berdasarkan pantauan di lokasi pada pukul 19.40 WIB, massa tidak dikenal itu melempari petugas dengan batu dan berbagai benda keras lainnya seperti botol air mineral.
Polisi bermotor yang masih berjaga di pinggir Jalan Tol DPR RI dengan segera membalas lemparan benda keras itu dengan menembakkan gas air mata.
Meski terjadi tembakan gas air mata lalu lintas di Jalan Tol S Parman tetap berjalan lancar meski sempat terhenti akibat kericuhan tersebut.
Akan tetapi kondisi itu hanya berlangsung sebentar dan keadaan kembali mereda. Hingga pukul 20.12 WIB tak lagi terlihat tembakan gas air mata dilepaskan. Kondisi sudah kembali kondusif dan arus lalu lintas kembali lancar.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020