Seorang pria di Kampung Paya Pelu, Kecamatan Silih Nara, Kabupaten Aceh Tengah, ditemukan tewas gantung diri di rumahnya.

Kapolres Aceh Tengah AKBP Nono Suryanto SIK melalui Kasubbag Humas AKP Zain Hamid SPdI mengatakan korban adalah R (21) warga setempat.

"Pada Rabu tanggal 01 Juli 2020 sekira pukul 16.00 WIB orangtua korban ingin melihat anaknya yang tinggal di sebelah rumahnya. Dan saat orangtua korban menolak pintu, orangtua korban melihat korban sudah tergantung di dalam rumah dengan menggunakan tali atom," kata AKP Zain Hamid, Kamis.

Menurutnya pihak keluarga sempat melarikan korban ke Puskesmas Silih Nara namun sesampainya disana korban dinyatakan sudah meninggal dunia.

"Kemudian petugas Polsek Silih Nara melihat keadaan korban dan pihak medis menjelaskan bahwa korban murni bunuh diri. Tidak ada ditemukan tanda-tanda kekerasan," tutur Zain Hamid.

"Selanjutnya Anggota Polsek Silih Nara  menuju ke TKP dan mendapatkan informasi bahwa korban gantung diri karena ada permasalahan dengan istri korban yang ingin bercerai dengan korban," tambanhnya.

        Tinggalkan surat

Korban bunuh diri di Kampung Paya Pelu, Kecamatan Silih Nara, Kabupaten Aceh Tengah, meninggalkan sepucuk surat yang ditulis khusus untuk anak istrinya.

Kapolres Aceh Tengah AKBP Nono Suryanto SIK melalui Kasubbag Humas AKP Zain Hamid di Takengon, Kamis, mengatakan polisi menemukan surat tersebut di TKP rumah korban.

"Surat terakhir dalam hidupku. Buat istriku tersayang. Maafin aku karena aku udah kasar sama kamu udah nyiksa kamu. Aku hilap bukan aku benci sama kamu. Mungkin surat ini terakhir aku tulis.Buat anakku yang baik. Bukan ama gak sayang sama kamu nak ku. Ama sayang sama kamu nak ku. Ama luan pergi untuk selamanya ya nak ku. Assalamualaikum," tulis korban dalam suratnya.

"Di TKP ditemukan surat untuk istri korban," kata AKP Zain Hamid menambahkan korban memiliki masalah dengan istrinya sebelum memutuskan bunuh diri.

"Istri korban ingin bercerai dengan korban. Korban sudah pernah menjemput istrinya ke rumahnya di Kecamatan Bukit kabupaten Bener Meriah, tetapi istri korban tidak mau kembali dengan korban, sehingga korban putus asa," tutur Zain Hamid.

Dalam surat yang ditinggalkan korban diantaranya berisi pesan permintaan maaf korban kepada istrinya.

Korban juga menyatakan rasa sayangnya kepada sang anak melalui surat tersebut.

 

Pewarta: Kurnia Muhadi

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020