Menteri BUMN Erick Thohir akan terus menjalankan program restrukturisasi agar kinerja perusahaan negara lebih terukur.

"Kalau kita lihat apa yang kita lakukan selama ini dan ini bukan pencitraan tapi bagian komitmen kita bahwa reformasi birokrasi di BUMN harus terus kita lakukan dan sudah terjadi. Bagaimana sekarang struktur di BUMN lebih ramping dan klasterisasi yang membangun ekosistem rantai pasok, itu tujuan utama kita," ujar Erick Thohir di Jakarta, Rabu.

Erick Thohir mengatakan restrukturisasi BUMN merupakan bagian dari efisiensi dan tata kelola perusahaan yang baik (GCG) sehingga indikator kinerja utama (KPI) menjadi lebih jelas tolok ukurnya.

Selain itu pihaknya juga akan melakukan pembenahan manajemen talenta agar Sumber Daya Manusia (SDM) siap menghadapi perubahan.

"Karena COVID-19 dunia berubah, kita harus siap berubah," ujar Erick Thohir.

Ia menyampaikan bahwa terdapat dua faktor yang menjadi kekuatan Indonesia sehingga mampu bertahan dan bersaing di tengah pandemi COVID-19.

"Pertama, jumlah populasinya besar dan kedua SDA (Sumber Daya Alam) yang sangat kaya," papar Erick Thohir.

Namun, lanjut dia, masih terdapat dua hal lagi dalam rangka menambah kekuatan Indonesia yakni memperbaiki rantai pasok dan melakukan transformasi teknologi.

Sebelumnya Erick Thohir memangkas jumlah BUMN dari 142 menjadi 107 perusahaan sebagai upaya melanjutkan program efisiensi dan penyederhanaan jumlah perusahaan BUMN. Berkurangnya jumlah BUMN ini tidak lain karena lahirnya konsolidasi BUMN, di antaranya adalah sektor farmasi dan asuransi.

“Khususnya pada situasi pandemi COVID-19 merupakan saat yang tepat melakukan restrukturisasi untuk memperkuat posisi BUMN baik posisi keuangan maupun posisi dalam industri,” kata Erick saat rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Jakarta, Selasa (9/6).


 

Pewarta: Zubi Mahrofi

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020