Produksi ikan asin di Teluk Labuan Pandeglang menurun akibat  cuaca buruk yang melanda Perairan  Selat Sunda sehingga berdampak terhadap tangkapan nelayan.

"Kami hari ini hanya memproduksi ua karung dari sebelumnya 10 karung/hari," kata Rasitoh (55) seorang perajin ikan asin di Teluk Labuan Pandeglang.

Menurunya produksi ikan asin tersebut karena tangkapan nelayan yang dilelangkan itu relatif kecil, sebab cuaca buruk masih berlangsung di sekitar Perairan Selat Sunda.

Saat ini, permintaan ikan asin cukup tinggi, bahkan pelangganya dari Rangkasbitung membeli sebanyak 10 karung.

Selain itu juga banyak pelanggan dari wilayah Pandeglang tidak terlayani akibat tangkapan ikan berkurang.

"Kami berharap cuaca Perairan Selat Sunda kembali normal, sehingga permintaan pasar bisa terlayaninya," katanya menjelaskan.

Begitu juga perajin ikan asin lainya, Murti (50) mengaku menurunya produksi ikan itu tentu berdampak terhadap pendapatan.

Bahkan, dirinya sempat tiga hari lalu saat kejadian kecelakaan 16 nelayan di sini  tidak memproduksi ikan asin karena tangkapan nelayan tidak ada.

Berkurangnya produksi ikan asin itu, kata dia, saat ini harga di pasaran melonjak.

Saat ini, harga ikan asin jenis ikan siki nangka, pepetek, selar, kacang-kacang hingga peda dari sebelumnya Rp35-40 ribu/Kg, namun kini menjadi Rp50.65 ribu/Kg.

Baca juga: Akibat cuaca buruk, pasokan ikan laut di Lebak menipis

Melonjakya harga ikan itu tentu pendapatan menurun drastis dibandingkan hari normal. Biasanya, hari normal bisa mendapat Rp10-15 juta, namun kini Rp4 juta/hari," katanya.

Mimin (50) seorang perajin ikan asin mengaku selama ini para perajin ikan asin kebingungan menurunya produksi ikan akibat cuaca buruk tersebut, bahkan diantaranya perajin tidak melakukan kegiatan karena  tangkapan nelayan menyusut.

Saat ini para perajin terpaksa sebagian menganggur dan lainnya beralih profesi pedagang keliling.

Namun, jika tangkapan nelayan melimpah maka kembali memproduksi ikan asin tersebut.

"Kami sudah biasa jika cuaca buruk itu tidak memproduksi ikan," katanya.

Sementara itu, Malik (45) seorang nelayan Teluk Labuan Pandeglang mengaku bahwa dirinya menghasilkan tangkapan hanya sebanyak dua kuintal akibat cuaca buruk tersebut.

Biasanya, ujar dia, selama empat hari melaut dapat menghasilkan tangkapan ikan antara tujuh sampai 10 ton.

Sebab, dirinya menggunakan jaring tangkapan kursin dengan menumpang kapal dengan kapasitas sebanyak 30 nelayan.

Tangkapan ikan di Teluk Labuan Pandeglang sekitar Ujung Kulon, Pulau Blingbing, Pulau Rakata, Pulau Panaitan dan Pesisir Barat Lampung.

"Kami hari ini merugi besar dengan tangkapan dua kuintal karena biaya melaut hingga mencapai Rp15 juta," kata Herman, seorang nelayan di Teluk Labuan Pandeglang.

Baca juga: Ikan salmon Norwegia bukan sumber virus corona di Beijing
 

Pewarta: Mansyur Suryana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020