Jika ada anggota keluarga Anda yang positif terkena COVID-19 namun diperbolehkan pihak kesehatan melakukan isolasi diri di rumah, jangan panik.
"Tetap tenang, jangan khawatir kalau ada (anggota keluarga) yang positif COVID-19, yang penting pasien tersebut tetap keep contact dengan rumah sakit atau puskesmas di wilayah tinggalnya," ujar Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Ngabila Salama kepada ANTARA, Selasa.
Orang-orang di rumah harus mengenakan masker dan sebaiknya masker bedah terutama bagi ada anggota keluarga pasien yang tinggal serumah berusia 50 tahun ke atas.
"Yang bagus sebenarnya masker bedah apalagi kalau (Anda) sudah berusia 50 tahun. Kalau seandainya tidak ada, masker kain ok," tutur Ngabila.
Hal yang tak kalah penting, melakukan tes swab ada atau tidak ada gejala pada Anda.
"Orang di rumah baik ada gejala atau tidak ada gejala di tes swab sehingga tahu apakah tertular atau tidak. Lalu melakukan isolasi mandiri, dilakukan evaluasi pengobatan tes swab ulang apakah sudah sembuh atau belum," kata Ngabila.
Anda diupayakan tidak menggunakan kamar mandi yang sama dengan pasien karena salah satu tempat penularan virus corona di toilet, khususnya kloset.
Namun, jika hanya ada satu toilet di rumah, maka orang yang sakit harus mengenakan masker ketika meninggalkan ruang isolasi menuju toilet.
Setelah dia meninggalkan kamar mandi, pastikan kloset, wastafel, pancuran, pegangan dan tempat sabun segera dibersihkan.
Sebaiknya, pisahkan handuk pasien, tabung atau wadah menyimpan pasta gigi, sabun, serta alat makannya.
Anda harus menerapkan personel hygiene seperti mencuci tangan dengan air dan sabun usai memegang sesuatu, mau makan dan setelahnya, mau menyentuh anak dan lainnya.
Jangan lupa, Anda juga bisa tetap produktif selama di rumah misalnya melakukan kegiatan yang disukai seperti menyanyi dan lainnya.
"Harus tetap produktif walau di rumah, bisa menyeimbangkan antara kesehatan dan fisik serta rohani, perlu asah keterampilan seperti seni lukis, menyanyi agar senang karena kalau stres mudah tubuh terkena penyakit. Lalu olahraga, bisa senam, treadmil," kata Ngabila.
Selain itu, penuhilah asupan makanan bergizi seimbang demi menjaga kesehatan tubuh. Jika perlu, Anda bisa meminum suplemen vitamin C, misalnya.
Kemudian, bagi Anda yang perokok, COVID-19 menjadi waktu tepat berhenti merokok. Para ahli kesehatan mengatakan, perokok berpotensi terkena COVID karena sudah ada kerusakan pada paru-parunya.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020
"Tetap tenang, jangan khawatir kalau ada (anggota keluarga) yang positif COVID-19, yang penting pasien tersebut tetap keep contact dengan rumah sakit atau puskesmas di wilayah tinggalnya," ujar Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Ngabila Salama kepada ANTARA, Selasa.
Orang-orang di rumah harus mengenakan masker dan sebaiknya masker bedah terutama bagi ada anggota keluarga pasien yang tinggal serumah berusia 50 tahun ke atas.
"Yang bagus sebenarnya masker bedah apalagi kalau (Anda) sudah berusia 50 tahun. Kalau seandainya tidak ada, masker kain ok," tutur Ngabila.
Hal yang tak kalah penting, melakukan tes swab ada atau tidak ada gejala pada Anda.
"Orang di rumah baik ada gejala atau tidak ada gejala di tes swab sehingga tahu apakah tertular atau tidak. Lalu melakukan isolasi mandiri, dilakukan evaluasi pengobatan tes swab ulang apakah sudah sembuh atau belum," kata Ngabila.
Anda diupayakan tidak menggunakan kamar mandi yang sama dengan pasien karena salah satu tempat penularan virus corona di toilet, khususnya kloset.
Namun, jika hanya ada satu toilet di rumah, maka orang yang sakit harus mengenakan masker ketika meninggalkan ruang isolasi menuju toilet.
Setelah dia meninggalkan kamar mandi, pastikan kloset, wastafel, pancuran, pegangan dan tempat sabun segera dibersihkan.
Sebaiknya, pisahkan handuk pasien, tabung atau wadah menyimpan pasta gigi, sabun, serta alat makannya.
Anda harus menerapkan personel hygiene seperti mencuci tangan dengan air dan sabun usai memegang sesuatu, mau makan dan setelahnya, mau menyentuh anak dan lainnya.
Jangan lupa, Anda juga bisa tetap produktif selama di rumah misalnya melakukan kegiatan yang disukai seperti menyanyi dan lainnya.
"Harus tetap produktif walau di rumah, bisa menyeimbangkan antara kesehatan dan fisik serta rohani, perlu asah keterampilan seperti seni lukis, menyanyi agar senang karena kalau stres mudah tubuh terkena penyakit. Lalu olahraga, bisa senam, treadmil," kata Ngabila.
Selain itu, penuhilah asupan makanan bergizi seimbang demi menjaga kesehatan tubuh. Jika perlu, Anda bisa meminum suplemen vitamin C, misalnya.
Kemudian, bagi Anda yang perokok, COVID-19 menjadi waktu tepat berhenti merokok. Para ahli kesehatan mengatakan, perokok berpotensi terkena COVID karena sudah ada kerusakan pada paru-parunya.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020