Pemerintah Kota Tangerang sedang mengembangkan teknik pengolahan sampah menggunakan daur ulang Maggot BSF (Black Soldier Fly).
"Ini sedang kita uji coba menggunakan kurang lebih 750 kilogram sampah dari masyarakat yang bentuknya sampah organik," jelas Wali Kota Tangerang Arief Wismansyah saat memantau langsung proses daur ulang maggot di Kantor DLH UPT Pengelolaan Wilayah Barat, Kecamatan Jatiuwung, Selasa.
Sebelumnya, inovasi pengolahan sampah telah dilakukan Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangerang dalam menyelesaikan permasalahan sampah seperti menggerakkan partisipasi masyarakat seperti Bank Sampah, TPS 3R, gerakan PHBS dan banyak lagi.
Terkait Maggot BSF, lanjut Wali Kota Arief, adalah larva dari jenis lalat besar berwarna hitam yang terlihat seperti tawon. Dimana dalam proses siklus pertumbuhan, membutuhkan sampah sebagai bahan makanan.
Khususnya dari limbah dapur, seperti sisa sayuran, buah, makanan atau dari jenis sampah organik. "Sampah organik ini yang menjadi pakan bagi maggot-maggot yang ada sekarang," katanya.
Larva maggot usia 12-18 hari, dapat mengkonsumsi limbah organik dengan sangat banyak. Satu kilogram larva maggot, per jam dapat memakan 15 sampai 20 kilogram sampah organik. Dan saat usia 7 hari sampai 15 hari, larva maggot sudah bisa dijadikan sebagai pakan ikan.
"Maggotnya sendiri itu nantinya bisa dimanfaatkan untuk pakan unggas, ikan dan lain sebagainya," imbuhnya.
"Mudah-mudahan masyarakat bisa ikut terlibat, ke depan kita kembangkan hingga ke lingkungan RW-RW agar sampah yang bersumber dari rumah tangga berkurang," tukasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020
"Ini sedang kita uji coba menggunakan kurang lebih 750 kilogram sampah dari masyarakat yang bentuknya sampah organik," jelas Wali Kota Tangerang Arief Wismansyah saat memantau langsung proses daur ulang maggot di Kantor DLH UPT Pengelolaan Wilayah Barat, Kecamatan Jatiuwung, Selasa.
Sebelumnya, inovasi pengolahan sampah telah dilakukan Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangerang dalam menyelesaikan permasalahan sampah seperti menggerakkan partisipasi masyarakat seperti Bank Sampah, TPS 3R, gerakan PHBS dan banyak lagi.
Terkait Maggot BSF, lanjut Wali Kota Arief, adalah larva dari jenis lalat besar berwarna hitam yang terlihat seperti tawon. Dimana dalam proses siklus pertumbuhan, membutuhkan sampah sebagai bahan makanan.
Khususnya dari limbah dapur, seperti sisa sayuran, buah, makanan atau dari jenis sampah organik. "Sampah organik ini yang menjadi pakan bagi maggot-maggot yang ada sekarang," katanya.
Larva maggot usia 12-18 hari, dapat mengkonsumsi limbah organik dengan sangat banyak. Satu kilogram larva maggot, per jam dapat memakan 15 sampai 20 kilogram sampah organik. Dan saat usia 7 hari sampai 15 hari, larva maggot sudah bisa dijadikan sebagai pakan ikan.
"Maggotnya sendiri itu nantinya bisa dimanfaatkan untuk pakan unggas, ikan dan lain sebagainya," imbuhnya.
"Mudah-mudahan masyarakat bisa ikut terlibat, ke depan kita kembangkan hingga ke lingkungan RW-RW agar sampah yang bersumber dari rumah tangga berkurang," tukasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020