Jakarta (ANTARA) - Kementerian Sosial masih memverifikasi nama-nama kedelapan ahli waris korban tewas untuk diberikan santunan akibat gempa bumi yang melanda Pandeglang, Banten.

“Masing-masing ahli waris akan menerima santunan sebesar Rp 15.000.000, sekarang masih proses verifikasi,” ujar Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Harry Hikmat lewat rilis yang diterima di Jakarta, Senin.

Berdasarkan data terakhir BNPB, korban jiwa yakni tiga warga Kabupaten Lebak dan tiga warga Pandeglang serta dua warga Kabupaten Sukabumi.

Dua orang di Kabupaten Lebak, Rasinah (48) karena serangan jantung dan Salam (95) karena kelelahan ketika dievakuasi. Dua orang di Kabupaten Sukabumi, Ajay (58) di Kecamatan Cisolok dan Bapak Ruyani (35) di Kecamatan Waliuran. Sementara, empat korban datang dari Kabupaten Pandeglang atas nama Sain berusia 40 tahun, Inon (45), dan Uning (40) warga Sumur, dan satu dari Lebak kecamatan Wanasalam dengan nama Icah binti Dulsalam (65).

Selain itu, Harry menambahkan untuk tahap pertama ini juga sudah dikirimkan bantuan berupa 500 tenda gulung, 500 lembar selimut, 800 makanan siap saji, 300 paket lauk pauk, 20 ribu bungkus mi instan yang totalnya mencapai Rp 240.935.000.

"Bantuan tersebut didistribusikan kepada korban yang rumahnya mengalami rusak berat dan mengungsi seperti yang dialami warga di Kecamatan Mandalawangi, Kecamatan Carita dan kecamatan lain yang terdampak parah di Pandeglang maupun di kabupaten lain yang terdampak," kata Harry.

Data terakhir dampak bencana gempa bumi sampai 4 Maret 2018 selain menimbulkan delapan korban jiwa, juga merusak 550 unit rumah dengan kategori 319 unit rumah rusak ringan, 111 unit rumah rusak sedang, dan 120 unit rumah rusak berat.

Selain itu, kerusakan ringan juga menimpa satu unit bangunan penggilingan padi, delapan unit sarana pendidikan, satu unit kantor desa, dan enam unit masjid.

Pandeglang merupakan daerah yang mengalami kerusakan paling besar dengan 199 unit rumah rusak ringan, 80 unit rumah rusak sedang, dan 106 unit rumah rusak berat.

Pascagempa yang berpusat di Sumur, Banten, Kementerian Sosial mengerahkan personel Taruna Siaga Bencana (Tagana) dan 11 Kampung Siaga Bencana (KSB) untuk membantu proses distribusi logistik kepada warga yang mengungsi akibat gempa bermagnitudo 6,9 tersebut.

Sebelumnya, KSB dan Tagana juga dikerahkan untuk membantu evakuasi, mengatur rute evakuasi, memastikan mereka bergerak ke titik lokasi yang aman di ketinggian, dan memberikan penyuluhan ke titik pengungsian setelah ada informasi potensi tsunami telah berakhir pada 21.35 WIB.

KSB tersebut adalah KSB Cigeulis, KSB Sumur, KSB Angsana, KSB Pagelaran, KSB Cibitung, KSB Panimbang, KSB Cibaliung, KSB Carita, KSB Sukaresmi, KSB Sidamukti dan KSB Labuan.

Demikian pula Tagana di wilayah lain yang terdampak gempa juga telah bersiaga yakni 37 Tagana Kota Serang, 200 Tagana Pandeglang, 65 Tagana Kabupaten Serang, 30 Tagana Lebak, 35 Tagana Lampung Selatan, 20 Tagana Bandar Lampung, dan 25 Tagana Bengkulu.

Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan gempa yang melanda Pandeglang bermagnitudo 6,9 pada pukul 19.03 WIB yang berlokasi 147 km barat daya Sumur, Banten, sampai dikeluarkan peringatan dini tsunami yang kemudian diakhiri pada pukul 21.35 WIB.

Baca juga: Mensos perkuat program kampung siaga bencana di Pandeglang

Baca juga: Masyarakat Pandeglang diharapkan melek kesiapsiagaan bencana



Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019