Washington (ANTARA News) - Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan kerugian global akibat krisis kredit perumahan berisiko tinggi di AS (subprime mortgage) mencapai sekitar 945 miliar dolar AS karena dampaknya yang menyebar ekonomi dunia. IMF mengatakan, kejatuhan pasar perumahan AS dan kenaikan tindak kejahatan terkait kredit perumahan sendiri saja dapat mencapai angka 565 miliar dolar AS. Jika digabungkan dengan produk derivatif lainnya yang diterbitkan di AS terkait dengan real estat komersial, pasar kredit konsumer, dan korporasi, "maka kerugiannya berakumulasi hingga mencapai 945 miliar dolar AS". "Krisis ini telah menjalar keluar dari pasar subprime AS - yaitu pasar real estat perumahan dan komersial berisiko, kredit konsumer - hingga pasar kredit korporasi level tinggi," ungkap IMF dalam Laporan Stabilitas Finansial Global (GFSR) seperti dikutip Reuters. Angka estimasi berdasarkan data Maret itu berarti kerugian sekitar 142 dolar AS per individu di dunia dan sekitar empat persen dari total pasar kredit dunia yang mencapai 23,21 triliun dolar. Menurut IMF, perbankan global akan menanggung sekitar separuh dari kerugian yaitu sekitar 440-510 miliar dolar. Sementara AS tetap menjadi pusat krisis, "institusi finansial di negara lainnya juga ikut terkena dampaknya, dan mengalami situasi serupa, bahkan dalam beberapa kasus - melemahkan sistem manajemen risiko dan pengawasan kehati-hatian. Laporan ini adalah pertama kali IMF membuat estimasi resmi kerugian global yang dialami perbankan dan institusi keuangan akibat krisis kredit yang dimulai pada delapan bulan lalu di AS, menyusul meningkatnya kegagalan bayar pada kredit perumahan beresiko sangat tinggi (subprime mortgage). Pada bulan lalu, lembaga pemeringkat Standard&Poor`s memperkirakan perbankan global terpaksa menghapus buku 285 miliar dolar dalam berbagai portofolio yang terkait dengan kredit subprime, dimana separuhnya telah dilakukan. "Indikator yang ada menunjukkan pasar kredit yang semakin ketat di seluruh kegiatan ekonomi," kata Jaime Caruana, Kepala Divisi Moneter dan Pasar Uang IMF. Caruana mengatakan, kerugian itu juga mengindikasikan potensi kerugian yang besar pada ekonomi AS, dan bahwa Eropa juga akan mengalami pengetatan dan perlambatan pertumbuhan kredit. IMF merilis Proyeksi Ekonomi Dunia (WEO) 2008 semester pertama pada Rabu ini dan telah mengungkapkan bakal memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia 2008 menjadi 3,7 persen GFSR juga memperingatkan bahwa angka kerugian itu masih sementara dan berpotensi bertambah besar. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008