Jakarta (ANTARA) - Setelah tujuh tahun rehat, festival musik Jakarta International Jazz Festival (JakJazz) akan kembali mengguncang negeri melalui semangat anak muda dengan revolusi teknologi baru di tahun 2020.

"Spirit tentang anak muda Indonesia akan kami angkat dan bagaimana teknologi menjadi bagian dari perkembangan zaman saat ini termasuk di dunia industri musik. Jadi, akhirnya kami mengusung suatu hal yang berkonsep future of music khususnya jaz," kata Chairman JakJazz Tommy Maulana, di Jakarta, Rabu.

Tommy mengatakan teknologi yang akan dimasukkan tidak hanya ke dalam musiknya, tapi juga pada audiovisual, aransemen serta penampilan pentas, sehingga akan menjadi satu kesatuan yang berbeda dari festival-festival musik jaz lainya. Tommy menyebutnya dengan adjust technology experience

"Jadi memang satu-kesatuan, yang akan kita angkat adalah tentang adjust technology experience. Karena, it’s an experience, it’s not only a concert or a festival. Suatu pengalaman yang akan teman-teman lihat nanti di sana," ujar pria yang dikenal sangat ramah itu.
Baca juga: Perdana, Jaz di Java Jazz 

JakJazz akan dilaksanakan pada pertengahan atau akhir tahun 2020, bulan pelaksanaannya masih direncanakan karena masih menyesuaikan jadwal para musisi jaz internasional yang akan didatangkan.

"Sebenarnya JakJazz biasanya selalu ada di November atau Desember, memang ada beberapa masukan kenapa nggak kita pindah pas pertengahan tahun. Tapi para musisi internasional itu memang yang paling sibuk-sibuknya ya waktu pertengahan tahun pas summer, sehingga kami susah untuk mendapatkan jadwal mereka untuk kita datangkan, masih dalam perbincangan lah," ujar dia.

Walau puncak festivalnya baru akan diselenggarakan tahun 2020, Tommy mengatakan akan melakukan pagelaran musik pada awal Desember 2019 sebagai acara kick off atau awalan dari serangkaian acara JakJazz.

Untuk kick off tahun ini Tommy akan mendatangkan musisi-musisi jaz lokal legendaris, juga pendatang baru yang masih fresh dan berbakat, untuk membakar semangat jiwa anak muda. Tommy menyebutnya rising star.

"Kick off tahun ini kita mengusung all local talent, kita ingin menunjukan kepada masyarakat Indonesia bahwa kalian tahu nggak semua anak-anak bangsa ini begitu banyak talentanya, begitu besar, begitu bagus, ini adalah aset bangsa ini, dan relatif masih sangat-sangat muda, kita ingin menyampaikan itu," ujar Tommy yang juga anak mendiang musisi jaz legendaris Ireng Maulana itu.

Target market dari kick off JakJazz, kata Tommy, 70 persen merupakan generasi muda, dan akan digawangi oleh dua pemandu acara yaitu musisi jaz papan atas Indonesia, Idang Rasjidi dan Indra Lesmana.
Baca juga: Tiga konser musik bertaraf internasional bakal digelar di Jateng

Saat ditanya mengenai daftar nama-nama bintang yang akan tampil, Tommy mengatakan masih merahasiakannya dan ingin membuat kejutan pada publik. Untuk musisi jaz muda pendatang baru, kata dia, akan dipilih berdasarkan diskusi antarpara musisi jaz.

"Kita melakukan filter dari hasil diskusi forum musisi senior dan junior, siapa-siapa saja anak-anak muda yang mempunyai talenta dan benar-benar punya semangat dan jiwa yang penuh pada musik jaz, bukan hanya yang ingin menjadi artis, tetapi suatu potensi yang bisa menggantikan pendahulu-pendahulunya berkreasi dan fokus di dalam musik ini, itu yang kita cari, sehingga mereka mempunyai makna kenapa mereka akan ada di situ," kata Tommy.

Tommy berharap, JakJazz dapat menjadi suatu wadah bagi anak muda meneruskan sinar potensi bermusiknya, juga dapat terus menjaga ruh kebersamaan musik jaz yang telah dibangun oleh musisi-musisi jaz Indonesia terdahulu, bukan hanya sekadar konser atau festival musik.

"Jadi enggak hanya persaingan satu sama lain dalam industri musik, tapi justru bagaimana komunitas jaz ini bersatu membangun soul musik itu bersama-sama, karena dengan itu akan berdampak besar pada industri musik jaz. Udah saatnya yang muda berperan dan meneruskan," ujar Tommy lagi.

Pewarta: Pamela Sakina
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2019