Jakarta (ANTARA) - Sepanjang tahun 2018, tren warna rambut ashy dan pastel ternyata sangat digemari oleh orang Asia termasuk Indonesia, bahkan sampai pertengahan tahun ini, warna-warna tersebut masih menjadi tren.

"Ash color itu masih banyak yang suka, kita memang tidak bisa mengendalikannya karena milenial tidak bisa ditebak kesukaannya apalagi kalau budget friendly. Ada tren warna yang sudah muncul di beberapa negara juga," ujar L'Oreal Professionnel International Artist asal USA, Min Kim dalam jumpa pers peluncuran MAJI Fashion di Jakarta, Selasa.

"Milenial itu ingin menciptakan tren sendiri dan mereka berani. Dari Asia Utara dibawa lagi tren ini dan Indonesia mulai lagi. Dua tahun lalu kita bawa pastel tapi 2018 awal mulai Ash, sekarang muncul lagi Ash padahal kurang dari setahun," kata Head of Education L'Oreal Professionel, Indra Tanudarma menambahkan.

Menurut Google Trend Indonesia, sepanjang Juli 2018 - Juli 2019, warna rambut dengan kata kunci Balayage Ash Brown naik hingga 120 persen, diikuti dengan Ash Grey Hair hingga 60 persen.

Baca juga: Tren rambut Fuzione padukan budaya dan jaman

Tren ini dipercaya mendapat inspirasi khusus dari Cina (C-beauty) dan Korea (K-beauty) yang menggunakan warna-warna fashion yang translucent serta nuansa warna dingin (cool shades), ashy dan pastel.

Melihat tren tersebut, L'Oreal Professionnel menghadirkan MAJI Fashion sebagai revolusi terbaru dari pewarnaan rambut yang memungkinkan para pengguna khususnya perempuan untuk dapat berkreasi dengan warna yang sesuai dengan karakter dan persona masing-masing.

Nuansa yang dihadirkan lebih ke warna pastel dan matte termasuk di dalamnya 16 shades baru. Warna-warna tersebut pun secara eksklusif hanya diluncurkan di wilayah Asia.

"Kenapa shades-nya banyak? Agar dapat dikreasikan sesuai dengan persona masing-masing konsumen," jelas Indra.

Baca juga: Gaya rambut Marilyn Monroe akan tren di 2019

Baca juga: Tren jenggot pria segera berganti tren klimis

Baca juga: Sesuaikan cat rambut dengan warna kulit

Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019