Pontianak (ANTARA News) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Kalimantan Barat akan terus melakukan identifikasi aliran sesat, kata Ketua Umum MUI Provinsi Kalbar Achmad Zaim, di Pontianak. "Hingga saat ini kami baru menemukan satu yaitu yang ada di Ketapang, yang dipimpin oleh Haji Malik yaitu aliran Gusti Mehdi, hal ini telah dibicarakan di Majelis Fatwa MUI, ungkap Zaim, Senin. MUI akan melakukan langkah untuk terus melacak aliran-aliran yang diduga sesat, sesuai dengan keputusan MUI pusat tentang 10 kriteria (ciri) aliran sesat. Dengan adanya keputusan MUI pusat tersebut, itulah yang menjadi patokan di dalam menilai apakah aliran tersebut sesat atau tidak, katanya. "Mekanisme yang dilakukan MUI untuk identifikasi aliran sesat selain dari usaha MUI sendiri untuk mencari, kita juga menunggu laporan dari masyarakat tentang aliran yang dianggap sesat oleh masyarakat di lingkungan mereka," katanya. Setelah menemukan atau mendapatkan laporan dari masyarakat, maka akan ditelusuri untuk mencari data apa yang mereka lakukan atau apa yang mereka ajarkan kepada pengikutnya. Setelah itu baru kita angkat ke majelis fatwa MUI," katanya. Zaim mengimbau masyarakat untuk selalu selektif, jika melihat keanehan pada ajaran tertentu, jangan ikut atau langsung memvonis aliran tersebut sesat, akan tetapi tanyakan kepada ahlinya atau lapor ke MUI setempat. "Kami yang ada di MUI akan terus memberikan pencerahan dan santunan kepada masyarakat, apalagi memang tugas dari MUI adalah membina dan mengayomi umat," tambahnya. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008