Realisasi penanaman modal sudah melebihi target, terutama dengan adanya bandara. Pada triwulan kedua 2019 ada penambahan investasi Bandara Internasional Yogyakarta sebesar Rp1,5 triliun
Kulon Progo (ANTARA) - Realisasi penanaman modal di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, hingga pertengahan Juli 2019, mencapai Rp3 triliun atau hampir 300 persen dari target Rp1 triliun karena masuknya investasi pembangunan bandara dan perhotelan di wilayah itu.

"Realisasi penanaman modal sudah melebihi target, terutama dengan adanya bandara. Pada triwulan kedua 2019 ada penambahan investasi Bandara Internasional Yogyakarta sebesar Rp1,5 triliun," kata Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (DPMPT) Kulon Progo Agung Kurniawan di Kulon Progo, Selasa.

Selain investasi bandara, lanjut Agung, realisasi investasi di luar bandara yang sudah masuk sebesar Rp1,5 triliun. Jadi total investasi yang masuk sebesar Rp3 triliun, tetapi yang riil investasi baru di luar bandara sebesar Rp200 miliar.

Baca juga: Angkasa Pura segera operasikan kargo Bandara Internasional Yogyakarta

"Investasi Rp200 miliar itu dari investasi perhotelan di Kulon Progo. Kami optimistis jumlah investasi yang akan masuk di Kulon Progo pada 2019 ini akan terus bertambah karena sudah ada beberapa investor yang sudah mengurus perizinan," katanya.

Agung mengatakan investor yang sedang mengurus izin ke DPMPT Kulon Progo yakni rencana pembangunan hotel berbintang di Kulon Progo, PT Angkasa Pura I juga sedang berkonsultasi membangun hotel.

"Di luar investasi bandara, saat ini investor yang banyak masuk di Kulon Progo mayoritas bergerak di bidang perhotelan," katanya.

Baca juga: BMKG pasang pemantau cuaca terbaru di Bandara Internasional Yogyakarta

Ia mengatakan jumlah investor yang sudah mengurus izin dan akan menanamkan modalnya di Kulon Progo sebanyak 20 perusahaan. Kemudian, jumlah "investment tracking" yang melakukan penjajakan sebanyak 50 perusahaan.

"Yang sudah melakukan penjajakan dua perusahaan dan menyatakan batal karena harga tanah tidak sesuai," kata Agung.

Dia mengatakan DPMPT mengintensifkan sosialisasi kemudahan penanaman modal dan fasilitas yang diberikan oleh pemkab. "Kami adakan sosialisasi, forum bisnis, dan yang paling penting kami memberikan pelayanan perizinan cepat," katanya.

Anggota Komisi II DPRD Kulon Progo Muhtarom Asrori mengatakan pemkab harus memfasilitasi investor dengan memberikan kemudahan perizinan dan pengadaan tanah.

"Hal yang menghambat investasi di Kulon Progo ini adalah harga tanah yang mahal karena tanah dimiliki perorangan," katanya.

Baca juga: Dirut KAI ingin jalur kereta bandara Yogyakarta segera diselesaikan

 

Pewarta: Sutarmi
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2019